Para aktivis aborsi atau pro-choice yang berkumpul di ibukota Amerika hari Senin punya alasan untuk bergembira. Mahkamah Agung Amerika yang memenangkan tuntutan klinik-klinik aborsi di negara bagian Texas. MA Amerika berpendapat tujuan para politisi konservatif di Texas adalah untuk menutup klinik-klinik tersebut.
"Setelah bertahun-tahun melawan para politisi yang tidak punya hati dan anti aborsi, yang tidak henti-hentinya berusaha membuat aborsi tidak terjangkau, saya ingin semua orang mengetahui, jangan coba-coba melawan perempuan-perempuan Texas," kata Amy Miller, aktivis pro aborsi.
Keputusan itu tampaknya akan menyulitkan negara-negara bagian lain di Amerika yang berupaya menjalankan taktik serupa.
"Tidak diragukan lagi, keputusan MA hari ini mengubah situasi dalam serangan yang tidak henti-hentinya terhadap kesehatan dan hak-hak perempuan lewat peraturan negara bagian selama bertahun-tahun," kata Nancy Northup.
Gubernur Texas, Dan Patrick menolak tuduhan itu dan mengatakan bahwa peraturan-peraturan itu bertujuan melindungi kesehatan perempuan.
"Kita mendengar organisasi Planned Parenthood dan yang lainnya mengatakan, jika kita terus mensahkan UU anti aborsi, maka perempuan terpaksa melakukan aborsi secara tidak aman. Inilah yang sebetulnya disetujui MA hari ini," ujar Patrick.
Keputusan 5 berbanding 3, MA yang beranggotakan delapan hakim agung itu merupakan kemunduran bagi para aktivis anti-aborsi atau pro-life dan kelompok-kelompok lain yang menentang aborsi.
"Kami berpendapat perempuan sebetulnya punya hak yang lebih baik ketimbang aborsi. Aborsi merupakan pencitraan bahwa kita gagal memperjuangkan hak-hak perempuan. Saya tidak sekedar ingin aborsi ilegal, saya ingin aborsi menjadi opsi yang sama sekali tidak ada," ungkap Lisa Stover, mahasiswa pendukung pro-life.
Warga Amerika terbagi dua mengenai isu ini dan kedua pihak bertekad untuk terus berjuang. Amerika. Aborsi sah di Amerika, tetapi beberapa negara bagian memberlakukan peraturan untuk menghalang-halangi praktik itu.
"Texas sudah benar dalam usaha melindungi perempuan, sayangnya MA berpihak pada aborsi besar-besaran, jadi kami disini sebagai anggota gerakan pro-life mengatakan bahwa kami tidak akan menyerah," tutur Penny Nance.
"Kini perjuangannya adalah memastikan bahwa setiap orang, tanpa memandang ras, pendapatan, di mana mereka tinggal, bisa mengakses aborsi secara aman," kata Erin.
Presiden Barack Obama menyambut baik keputusan itu dengan mengatakan keputusan itu menghilangkan “hambatan-hambatan yang tidak konstitusional dalam kebebasan reproduksi perempuan”. [my/jm]