50 tahun yang lalu, ikon hak sipil dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dr. Martin Luther King Junior dibunuh di Memphis, Tennessee. Dalam acara "Plugged In with Greta Van Susteran" edisi minggu ini, para peserta mengingat warisan Dr. King dan dampaknya pada masyarakat saat ini.
Bagi jutaan orang Amerika, kenangan tentang Dr. Martin Luther King Junior, dan pesan tanpa kekerasan yang ia ajarkan untuk menghadapi ketidakadilan, masih hidup dan sangat mendalam.
Dalam acara "Plugged In with Greta Van Susteran" di VOA, Menteri Perumahan dan Pengembangan Perkotaan Ben Carson dan pakar politik Donna Brazile mengingat kembali pengaruh King terhadap kehidupan mereka, terutama ketika para pemuda kulit hitam menghadapi rasialisme secara terang-terangan.
Kata Ben Carson, "Saya tidak akan pernah lupa sewaktu di kelas delapan ketika mereka memberikan penghargaan untuk prestasi akademik terbaik, dan saya satu-satunya siswa kulit hitam, dan saya mendapat penghargaan, dan salah satu guru berdiri di depan hadirin dan langsung mencela anak-anak kulit putih (dengan mengatakan) 'kalian tidak bisa membiarkan anak kulit hitam mengalahkan kalian - ada yang salah dengan kalian.'"
Donna Brazile juga mengemukakan pengalamannya bersekolah.
"Itu adalah budaya di mana orang Amerika keturunan Afrika, atau orang kulit hitam, diberitahu bahwa mereka harus melakukan hal-hal tertentu. Saya pergi ke sekolah khusus untuk hitam sampai integrasi dimulai pada tahun 1970-an," tuturnya.
Brazile mengatakan King adalah pemimpin karismatik yang lingkup intelektualnya setara dengan hasratnya untuk perdamaian.
"Impiannya mencakup jauh lebih besar dari impian Amerika. Yaitu keyakinan bahwa suatu hari nanti negara kita bisa hidup sesuai dengan idealismenya. Sebuah impian bahwa kami dapat diperlakukan sebagai warga negara yang setara," tambahnya.
Jadi apa kira-kira sikap King tentang iklim politik global dan domestik saat ini?
Jawab Carson, "Saya pikir dia akan kecewa karena banyak sekali politik identitas. Dia dulu mengatakan 'Saya merindukan hari ketika orang dinilai berdasarkan karakter mereka daripada oleh penampilan eksternal mereka. Namun, apa yang kita hadapi sekarang ini? Kelompok ini melawan kelompok itu."
Carson menambahkan bahwa jika King masih hidup hari ini, mungkin dia adalah satu-satunya suara yang dapat mengimbangi perpecahan seperti itu, melalui pesan inklusivitas yang dia lontarkan seumur hidupnya. [as]