Semua warga AS, berjumlah 27 orang, yang diketahui telah melakukan perjalanan ke Irak atau Suriah untuk bergabung dengan kelompok teror ISIS sekarang kembali ke bumi Amerika, 10 di antara mereka didakwa atau dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran terkait terorisme.
Pengumuman Kamis pagi oleh Departemen Kehakiman itu disampaikan beberapa jam setelah para pejabat mengumumkan bahwa mereka telah memulangkan seorang ayah dan anak warga Amerika – bagian dari keluarga yang terdiri dari tujuh orang – dari tahanan Pasukan Demokratik Suriah, atau SDF yang didukung Amerika.
Emraan Ali, 53, dan putranya yang berusia 19 tahun Jihad, muncul di pengadilan federal di Florida pada hari Rabu, dengan tuduhan pelanggaran memberikan dukungan material kepada kelompok teror.
Menurut dokumen pengadilan, ayah dan anak itu menyerah kepada SDF di dekat Baghuz, Suriah, pada Maret 2019, ketika benteng terakhir ISIS runtuh.
Putra kecil lainnya, yang diidentifikasi hanya sebagai I.M.A., bersama mereka pada saat itu, tetapi pejabat AS belum memastikan apakah dia atau anggota keluarga lainnya – termasuk seorang saudara perempuan yang menikah dengan seorang anggota ISIS dari Inggris dan melahirkan anak ketika dia hanya berusia 15 tahun – di antara 17 orang Amerika yang dipulangkan yang hingga kini belum dikenai tuduhan melakukan kejahatan.
“Departemen Kehakiman telah bekerja tanpa mengenal lelah selama bertahun-tahun untuk mencegah individu-individu itu meninggalkan Amerika untuk bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya di Suriah, dan menyelidiki, memulangkan dan menuntut orang-orang yang dengan sukarela pergi untuk mendukung organisasi-organisasi ini,” kata Asisten Jaksa Agung AS John Demers dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah tanggung jawab moral kami kepada rakyat Amerika dan rakyat di negara-negara yang didatangi para teroris ini,” tambahnya.
Apa yang harus dilakukan dengan para anggota asing untuk ISIS dan keluarga mereka telah menjadi sumber perdebatan di antara AS dan sekutu-sekutunya sejak kekhalifahan kelompok teror itu runtuh.
Amerika telah mendorong negara-negara lain untuk memulangkan mereka yang pergi bergabung dengan ISIS, tetapi banyak negara, terutama di Eropa Barat, enggan melakukannya. [lt/jm]