Meski akhir pekan dan udara agak dingin, sejak jam 10 pagi, Sabtu (5/4), warga Indonesia sudah mulai tiba di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC untuk menyampaikan suara mereka dalam pemilihan legislatif.
Ada dua tempat pemilihan suara yang dibangun di KBRI Washington D.C., yang dikhususkan bagi warga Indonesia yang tinggal di ibukota AS tersebut, Maryland, Virginia dan West Virginia. Sementara itu, warga yang tinggal di negara-negara bagian lain telah diinformasikan untuk memberikan suara mereka di kantor-kantor konsulat jendral atau KJRI terdekat.
Nia, seorang warga Indonesia yang baru menetap di Virginia sejak pertengahan 2013 lalu, mengatakan tetap meluangkan waktu untuk memberikan suara karena tidak ingin jadi golput – sebutan bagi mereka yang tidak memberikan suara.
“Sejak tinggal di Indonesia saya selalu nyoblos. Saya ingin tetap didengar dan tidak mau dianggap golput. Sayang suara saya jika tidak bisa didengar. Saya yakin pemilu bisa membuat perubahan,” ujarnya.
Untuk membuat pilihan yang tepat, Nia memanfaatkan informasi yang ada di berbagai media dan situs, termasuk situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Pantia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).
Sonny, warga Indonesia yang sudah bekerja di Washington DC sejak 2006, mengatakan setiap warga negara memang harus proaktif mencari informasi mengenai kandidat yang akan dipilih.
“Dengan kemajuan teknologi tidak terlalu jadi masalah juga untuk mendapatkan informasi tentang caleg (calon anggota legislatif) atau partai yang sedang bertarung,” ujarnya.
“Saya selalu ikut pemilu karena ingin tetap berkontribusi pada negara meski sekarang saya jauh. Saya masih sangat berharap akan adanya perubahan menuju kebaikan bagi Indonesia.”
Menurut PPLN di Washington D.C., ada 1.974 warga Indonesia yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), termasuk 313 orang yang memilih melalui pos. Sayangnya, hingga sekitar jam 5 sore – atau beberapa jam sebelum TPS ditutup – baru ada sekitar 200 orang yang memberikan suara mereka, atau sekitar 10 persen.
Jumlah yang kurang lebih sama dilaporkan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston, Texas. KJRI Houston melayani warga Indonesia yang tinggal di 10 negara bagian di Amerika, yaitu di Texas, Georgia, New Mexico, Alabama, Louisiana, Florida, Arkansas, Tennessee, Oklahoma dan Mississippi – serta dua wilayah protektorat Amerika yaitu Virgin Island dan Puerto Rico.
Dari 4.538 warga Indonesia yang terdaftar di DPT KJRI Houston, 3.754 warga lebih memilih memberikan suara melalui pos, hanya 784 orang yang menyatakan akan datang langsung ke KJRI. Tetapi hingga sekitar jam 3 sore waktu Houston, baru ada 253 orang yang memberikan suara.
Warga punya waktu hingga jam 8 malam untuk menyampaikan suara mereka. Mereka dapat memperlihatkan undangan memberikan suara yang memang sudah diterima untuk kemudian dicocokkan dengan DPT, atau jika baru sempat datang sekarang, mereka cukup memperlihatkan paspor atau KTP yang membuktikan bahwa mereka adalah warga negara Indonesia.
Pemilu legislatif untuk warga Indonesia di Amerika memang diselenggarakan empat hari lebih dulu dibandingkan dengan di Indonesia. Selanjutnya penghitungan suara akan dilakukan pada Rabu (9/4), bersamaan dengan surat suara yang disampaikan melalui pos. Penghitungan suara hasil pemilu melalui pos – termasuk suara keseluruhan dari TPS-TPS – diharapkan selesai pada 15 April.
WNI yang tinggal di Washington D.C. dan sekitarnya pada Sabtu (5/4) memberikan suara mereka dalam pileg 2014, atau empat hari lebih awal daripada di Indonesia.
Terkait
Paling Populer
1