Pemilih di Kota New York mulai memberikan suara mereka di tempat pemungutan suara (TPS) pada Selasa (8/11) waktu setempat dalam pemilihan nasional pertama sejak Presiden Joe Biden berkuasa.
TPS yang satu ini dibuka terlambat 20 menit setelah terjadi keterlambatan dalam pengiriman meja, kursi, dan pasokan lain untuk para pekerja pemilihan. Pekerja pemilihan terpaksa duduk di atas kotak-kotak suara sebelum meja dan kursi akhirnya tiba di TPS.
Dengan dimulainya pemilihan pada hari ini, Demokrat bersiap-siap dengan hasil mengecewakan, dan mereka khawatir kendali atas DPR akan hilang dan Senat yang tadinya mereka duga akan bisa dipertahankan kini juga terancam.
Tigapuluh empat kursi Senat kini diperebutkan, dan yang penting dan menentukan adalah Pennsylvania, Georgia, Wisconsin, dan Arizona, menentukan partai mana yang akan mengendalikan lembaga tersebut di tambah suara WaPres Kamala Harris.
Demokrat berharap mereka akan bisa memenangkan kontes persaingan Senat di Ohio dan North Carolina, sementara GOP atau Partai Republik berharap bisa menggulingkan petahana Demokrat di Nevada, dan mungkin juga New Hampshire.
Tiga puluh enam negara bagian sedang memilih gubernur, dan Demokrat berkonsentrasi pada Michigan, Wisconsin dan Pennsylvania, di mana mereka berharap bisa mempertahankan kursi gubernur.
Setiap kursi di DPR diperebutkan.
Dalam pemilihan nasional pertama sejak terjadi kerusuhan 6 Januari 2021, masa depan demokrasi di negara ini dipertanyakan.
Beberapa yang ikut serta atau berada dekat dengan serangan mematikan ke Gedung Capitol itu kini kemungkinan akan bisa memenangkan pemilihan pada Selasa, termasuk beberapa kursi di DPR.
Demokrat mengakui mereka menghadapi banyak hambatan.
Jarang partai yang menguasai Gedung Putih bisa bertahan dalam pemilihan paruh waktu.
Dinamikanya rumit, khususnya karena popularitas Presiden Biden yang rendah, yang menyebabkan banyak Demokrat dalam persaingan ketat enggan tampil berkampanye dengan presiden.
Hanya 43% dari warga dewasa AS setuju dengan cara Biden memerintah, demikian menurut sebuah pol oleh AP-NORC Center of Public Affairs Research.
Juga dalam pol itu, hanya 25% mengatakan, negara berada di jalur yang benar. [jm/lt]
Forum