Sambil sirene polisi berbunyi di seluruh Brussels Selasa (22/3) malam, ratusan orang berkumpul di depan bursa saham kota itu, menyalakan lilin dan menuliskan pesan-pesan solidaritas dan perlawanan terhadap teroris yang mengebom bandara serta stasiun kereta bawah tanah beberapa jam sebelumnya.
Bagi lulusan perguruan tinggi Elise Balis yang berjalan-jalan di Place de la Bourse bersama pacarnya, suasana petang itu tampak lesu.
Katanya sepanjang hari ia sendirian di rumah dan merasa sedih setelah serangan itu. Kami semua merasakan kesedihan yang sama dan merasa lebih baik berkumpul, katanya.
Di dekatnya sekelompok orang membawa spanduk dengan pesan yang berbunyi “Saya Penduduk Brussels” dalam Bahasa Perancis dan Belgia.
Yang lainnya bergandengan tangan dan menyanyikan lagu-lagu. Poster lainnya dipasang di pilar marmer bursa itu berbunyi “bersatu melawan kebencian.”
Pemandangan itu menyerupai peristiwa setelah serangan teroris di Paris beberapa bulan lalu yang membuat puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan. Tapi sekarang kota tetangganya, Brussels yang kerap disebut sebagai jantung Eropa telah menjadi sasaran.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di bandara Zaventem di luar Brussels dan stasiun kereta bawah tanah Maalbeek di pusat kota itu dimana banyak lembaga Uni Eropa berkantor pusat.
Ledakan pertama terjadi tidak lama sebelum pukul 8 pagi waktu setempat di bandara Brussels itu sementara ledakan kedua terjadi sekitar satu jam kemudian di stasiun Maalbeek, pada saat jam sibuk. [my/ii]
