Penggemar olahraga di sebuah bar di Taipei bersorak meriah saat petinju Taiwan, Lin Yu-ting, dinyatakan menang dalam pertandingan pertamanya di Olimpiade. Kemenangan ini terjadi di tengah kontroversi mengenai jenis kelaminnya yang memicu perdebatan sengit.
Lin dan petinju Aljazair, Imane Khelif, menjadi sorotan global terkait keikutsertaan mereka di Olimpiade Paris setelah didiskualifikasi dari kompetisi internasional karena "kriteria kelayakan" yang tidak jelas. Beberapa pihak mengklaim bahwa mereka adalah laki-laki atau transgender yang bertanding di divisi perempuan khusus.
Kemarahan tersebut dipicu oleh reaksi calon presiden AS Donald Trump, penulis Harry Potter J.K. Rowling, dan sejumlah komentator setelah Khelif meraih kemenangan atas lawannya dari Italia pada Kamis.
Khelif dan Lin didiskualifikasi dari kejuaraan dunia 2023 di New Delhi, tetapi keduanya berkompetisi di Olimpiade Tokyo tiga tahun lalu dan diizinkan untuk bertarung di Paris.
Di Taiwan, kontroversi ini justru meningkatkan dukungan untuk olahraga dan untuk Lin. "Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, itu memang dirinya -- tidak perlu menyerang penampilannya," ujar teknisi komputer Hannah Huang, yang menghabiskan Jumat malamnya menyemangati Lin di bar olahraga Taipei.
Juru bicara komite Olimpiade, Mark Adams, memperingatkan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi "perburuan penyihir".
"Saya harus menjelaskan ini dengan sangat jelas kepada semua orang: ini bukan masalah transgender. Para perempuan ini telah berkompetisi dalam berbagai kompetisi selama bertahun-tahun," kata Adams.
"Ini melibatkan orang-orang nyata, dan kita berbicara tentang kehidupan nyata mereka di sini."
Sebelum pertandingan melawan Sitora Turdibekova dari Uzbekistan, Lin mengabaikan kontroversi tersebut, mengatakan bahwa dia sedang "menyesuaikan kondisi mentalnya".
"Saya rasa lawan saya mungkin takut dengan kekuatan saya, jadi mereka hanya mencari-cari kesalahan dan mempermasalahkannya. Sebenarnya, itu justru membuat saya merasa mereka lebih takut kepada saya, dan saya akan tampil lebih baik di atas ring," kata Lin kepada saluran TV lokal.
Akhirnya, Lin mengalahkan Turdibekova dengan keahlian daripada kekuatan, memanfaatkan jangkauannya untuk mencetak poin dengan pukulan dan menghindari upaya petinju Uzbekistan tersebut untuk menjadikan pertarungan sebagai perkelahian jarak dekat.
Perkelahian daring itu bahkan telah menyatukan dua kubu politik Taiwan yang berseteru.
Presiden Lai Ching-te meminta agar seluruh pulau "bersatu dan memberikan dukungan," sementara Wali Kota New Taipei City, Hou Yu-ih, yang merupakan politisi terkemuka dari partai oposisi Kuomintang, menyatakan, "Kami semua mendukungnya tanpa ragu." [ah/ft]
Forum