Seorang biksu Tibet hari Rabu membakar diri di ibukota Nepal, sementara laporan-laporan terpisah bermunculan mengukuhkan bakar diri ke-100 di daerah orang Tibet di Tiongkok, yang terjadi awal bulan ini.
Insiden ini merupakan bagian dari empat tahun kampanye protes menentang pemerintahan Tiongkok di Tibet.
Sumber-sumber di Tiongkok memberitahu VOA Siaran Tibet bahwa korban ke-100 itu adalah seorang biksu berusia 37 tahun dari biara Kirti di Ngaba atau “Aba” dalam bahasa Cina. Ia diyakini tewas tanggal 3 Februari setelah bakar diri di sebuah kota kecil.
Sebuah organisasi hak azasi warga Tibet di luar Tiongkok, Free Tibet yang berbasis di London mengukuhkan, hari Kamis (14/2) bahwa Lobsang Namgyal yeng berusia 37 tahun tewas tanggal 3 Februari di depan sebuah biro keamanan umum di kabupaten Aba di provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya.
Pemerintah Tibet di pengasingan telah mengukuhkan laporan itu. Pemerintah di pengasingan itu telah berulang-kali mendesak warga Tibet agar jangan membakar diri.
Banyak demonstrasi bakar diri berawal di kawasan itu dan akibat penumpasan kemudian oleh otoritas Tiongkok, telah menghambat informasi tentang situasi tersebut.
Sementara itu Sudip Pathak – ketua organisasi HAM di Nepal – memberitahu VOA, hari Rabu ia telah menjenguk biksu yang membakar dirinya itu, yang luka bakarnya sangat, satu-satunya orang yang diijinkan menemuinya di rumah sakit Kathmandu dimana ia dirawat. Pathak mengatakan demonstran yang sampai sekarang belum diketahui identitasnya itu kini berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar lebih dari 96% pada tubuhnya.
Polisi mengatakan biksu itu telah menyirami dirinya sendiri dengan bensin di sebuah kamar mandi restoran sebelum ia keluar ke jalanan dan bakar diri di dekat stupa Boudhanath – di Kathmandu, salah satu situs tersuci agama Budha.
Demonstran itu melakukan bakar diri tepat pada festival penting Losar – Tahun Baru Tibet. Pemerintah Tibet di pengasingan telah meminta warga Tibet menunjukkan solidaritas dengan warga Tibet di dalam Tiongkok untuk tidak merayakan hari penting itu.
Insiden ini merupakan bagian dari empat tahun kampanye protes menentang pemerintahan Tiongkok di Tibet.
Sumber-sumber di Tiongkok memberitahu VOA Siaran Tibet bahwa korban ke-100 itu adalah seorang biksu berusia 37 tahun dari biara Kirti di Ngaba atau “Aba” dalam bahasa Cina. Ia diyakini tewas tanggal 3 Februari setelah bakar diri di sebuah kota kecil.
Sebuah organisasi hak azasi warga Tibet di luar Tiongkok, Free Tibet yang berbasis di London mengukuhkan, hari Kamis (14/2) bahwa Lobsang Namgyal yeng berusia 37 tahun tewas tanggal 3 Februari di depan sebuah biro keamanan umum di kabupaten Aba di provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya.
Pemerintah Tibet di pengasingan telah mengukuhkan laporan itu. Pemerintah di pengasingan itu telah berulang-kali mendesak warga Tibet agar jangan membakar diri.
Banyak demonstrasi bakar diri berawal di kawasan itu dan akibat penumpasan kemudian oleh otoritas Tiongkok, telah menghambat informasi tentang situasi tersebut.
Sementara itu Sudip Pathak – ketua organisasi HAM di Nepal – memberitahu VOA, hari Rabu ia telah menjenguk biksu yang membakar dirinya itu, yang luka bakarnya sangat, satu-satunya orang yang diijinkan menemuinya di rumah sakit Kathmandu dimana ia dirawat. Pathak mengatakan demonstran yang sampai sekarang belum diketahui identitasnya itu kini berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar lebih dari 96% pada tubuhnya.
Polisi mengatakan biksu itu telah menyirami dirinya sendiri dengan bensin di sebuah kamar mandi restoran sebelum ia keluar ke jalanan dan bakar diri di dekat stupa Boudhanath – di Kathmandu, salah satu situs tersuci agama Budha.
Demonstran itu melakukan bakar diri tepat pada festival penting Losar – Tahun Baru Tibet. Pemerintah Tibet di pengasingan telah meminta warga Tibet menunjukkan solidaritas dengan warga Tibet di dalam Tiongkok untuk tidak merayakan hari penting itu.