Sebuah studi yang disponsori oleh sebuah perusahaan jasa keuangan Swiss mendapati banyak keluarga Tiongkok menyembunyikan uang dalam jumlah besar supaya terhindar dari pajak. Sementara sebagian besar pendapatan yang disembunyikan itu adalah milik keluarga-keluarga terkaya.
Studi yang dilakukan oleh sebuah yayasan Tiongkok (Yayasan Reformasi Tiongkok) untuk Credit Suisse itu mendapati apa yang disebut sebagai "pendapatan kelabu" berjumlah sekitar 30 persen GDP Tiongkok.
Menurut studi itu, hampir dua-pertiga dari kekayaan yang disembunyikan itu adalah milik sepuluh persen keluarga-keluarga terkaya. Ini berarti keluarga-keluarga tersebut memiliki kekayaan tiga kali lipat dari angka resmi.
Ekonom yang memimpin studi itu, Wang Xiaolu, mengatakan banyak uang yang disembunyikan adalah hasil korupsi, transaksi tanah dan penyalahgunaan wewenang. Dia mengatakan hasil studi itu menunjukkan tingkat kesenjangan sosial, atau perbedaan pendapatan antara warga Tiongkok terkaya dan termiskin, lebih besar dari yang diperkirakan.