Warga Turki hari ini memberi suara dalam referendum. Pemungutan suara itu ingin mengubah negara itu menjadi sistem presidential yang kuat dari sistem parlementer yang sekarang. Pemungutan suara itu telah disebut-sebut sebagai yang paling penting dalam sejarah republik yang berusia 84 tahun itu.
Referendum tersebut telah membelah pendapat di negara itu, baik pendukung maupun penentang mengemukakan masa depan negara dipertaruhkan. Di daerah Kadikoy, Istanbul, pemungutan suara berjalan lancar sejak TPS dibuka.
"Saya memberi suara menolak," kata seorang pria. "Tidak ada UUD seperti itu di dunia, seperti yang ditunjukkan kepada kita. Itu bukan republik, itu bukan demokrasi, itu tidak ada. Semua kekuasaan hanya dipegang satu orang. Mari kita anggap presiden ini orang yang baik, tetapi bagaimana presiden berikut ? Siapapun dapat menyalahgunakan kekuasaan."
Tetapi ada orang yang sependapat mengenai perlunya perubahan UUD. “Saya memberi suara mendukung amandemen UUD. Demi kebaikan negara saya,” kata seorang pemilih.
Erdogan berkeras reformasi itu akan menciptakan sistem pemerintahan yang cepat dan efisien yang akan memungkinkan Turki menghadapi tantangan melawan teror dan ekonomi yang melamban. [gp]
