Pejabat organisasi bantuan di Yaman mengatakan, penduduk yang telah meninggalkan kota pelabuhan Hodeida untuk merayakan Idulfitri dengan keluarga, kemungkinan tidak akan kembali, setelah pasukan yang dipimpin Arab Saudi memasuki kota itu.
Dewan Pengungsi Norwegia atau NRC mengatakan, Sabtu (16/6/2018), penduduk Muslim yang tidak meninggalkan kota itu dicekam ketakutan ketika pergi ke masjid atau mengunjungi kerabat dan keluarga. Dalam sebuah pernyataan, NRC mengatakan, banyak dari mereka tidak berani pergi jauh-jauh dari rumah mereka karena pertempuran.
Koordinator kelompok itu untuk Hodeida, Saleem al-Shamiri, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Orang merasakan ketegangan setiap hari. Idulfitri seharusnya merupakan sebuah peristiwa damai dan berbahagia, serta untuk dinikmati bersama keluarga, bukan untuk diisi oleh kekhawatiran karena rumah sewaktu-waktu bisa terkena serangan saat pertempuran mencapai kota.”
Hodeida adalah sebuah lokasi penting dan strategis karena ini merupakan titik masuk awal dari bantuan kemanusiaan, termasuk makanan.
Pada Kamis (14/6/2018), Dewan Keamanan PBB menyerukan pihak-pihak yang bertempur di Yaman untuk mengupayakan agar Hodeida tetap terbuka, sementara petugas kemanusiaan berusaha membagikan bantuan untuk sekitar 600 ribu penduduk di kota itu. [vm/jm]