Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 264 orang terbunuh dan 1.266 terluka dalam tiga minggu pertempuran antara pihak-pihak yang bersaing untuk menguasai Libya.
WHO mengatakan sejumlah besar warga sipil berlindung di klinik-klinik medis. Tetapi WHO mengatakan keprihatinan utamanya adalah ribuan orang yang terperangkap di pusat-pusat penahanan yang dikelola pemerintah dekat lokasi pertempuran.
Selain menyerukan gencatan senjata secepatnya, para pejabat kemanusiaan PBB mengatakan mereka sangat membutuhkan $10 juta lebih untuk terus membantu warga sipil yang terkepung di Libya. Para pejabat mengatakan sejauh ini baru menerima 6% dari yang dijanjikan.
Sementara itu, Selasa, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi mengadakan pertemuan darurat dengan tiga anggota Uni Afrika lainnya untuk membicarakan krisis di Libya. El-Sissi mengatakan kepada para diplomat dari Republik Demokratik Kongo, Rwanda dan Afrika Selatan bahwa komunitas internasional harus "memikul tanggung jawabnya" dan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai di Libya di meja perundingan perdamaian.
"Rakyat Libya telah menjadi korban penyalahgunaan sumber daya mereka selama beberapa tahun terakhir. Kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya disebabkan oleh milisi dan organisasi teroris, perdagangan manusia dan penyelundup karena perselisihan politik antar berbagai faksi yang didukung oleh kekuatan asing. Sekarang sudah waktunya untuk mengakhiri hal ini," katanya.
Pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar dan pemerintah saingannya di timur telah melancarkan serangan militer terhadap Tripoli dan pemerintahan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj yang diakui secara internasional.
Pertempuran itu terutama berpusat di pinggiran selatan ibukota.
Libya dalam kekacauan sejak diktator yang lama berkuasa, Moammar Gadhafi digulingkan dan dibunuh pada 2011.
Sejumlah faksi dan milisi bersenjata memperebutkan kekuasaan dan kontrol atas kekayaan minyak Libya.
PBB khawatir pertempuran itu tidak hanya akan menciptakan krisis pengungsi baru di Afrika Utara, namun kelompok-kelompok teroris seperti ISIS akan memanfaatkani krisis ini untuk masuk lebih jauh di Libya. [my]