Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO "mendukung penuh upaya untuk membuka kembali ekonomi dan masyarakat," tetapi ingin dilakukan dengan aman.
Berbicara kepada wartawan pada Senin (31/8) di Jenewa, Dr Tedros mengatakan negara manapun tidak bisa berpura-pura pandemi telah berakhir. Sebaliknya ia mengatakan virus corona mudah menyebar, bisa berakibat fatal bagi orang-orang dari segala usia, dan sebagian besar warga masih rentan.
Tedros mengatakan jika negara-negara serius ingin membuka diri, mereka harus serius dalam menekan penularan dan menyelamatkan nyawa. Ia menjelaskan meskipun menciptakan keseimbangan seperti itu tampak mustahil, tetapi sebenarnya tidak demikian dan bisa dilakukan bahkan sudah dilakukan.
Tedros juga mengatakan hal itu hanya bisa dilakukan jika negara-negara mengendalikan penularannya. Semakin banyak negara yang mengendalikan virus, maka negara-negara semakin bisa terbuka. Membuka diri tanpa memiliki kendali adalah resep bencana, tambahnya.
Kepala Ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan mengatakan, "risiko menyetujui vaksin sebelum waktunya untuk digunakan,pertama-tama, akan sangat sulit untuk melanjutkan uji klinis acak. Dan yang kedua, ada risiko memperkenalkan vaksin yang penelitiannya tidak memadai, dan mungkin ternyata efektivitasnya rendah, sehingga tidak manjur untuk mengakhiri pandemi ini. Bahkan lebih buruk, keamanannya tidak bisa diterima."
Bruce Aylward dari WHO mengatakan, "ada berbagai cara untuk berpartisipasi, bergabung dengan dan bekerja dengan fasilitas COVAX. [my/ft]