Direktur regional Eropa, Badan Kesehatan Dunia (WHO) hari Kamis (4/11) menyatakan benua itu kini menjadi pusat pandemi, di mana terjadi 59 persen dari keseluruhan infeksi COVID-19 secara global.
Dalam sebuah jumpa pers secara virtual dari Kopenhagen, Hans Kluge mengatakan laju penularan saat ini di 53 negara, di kawasan itu sangat memprihatinkan. Ia mengatakan level kasus baru mendekati rekor, virus corona varian delta mendorong lonjakan tersebut. Kluge mengungkapkan data terbaru WHO menunjukkan tingkat rawat inap di wilayah itu melebihi dua kali lipat dalam satu minggu.
Kluge menyatakan sejumlah pejabat menilai tren yang bertambah di semua kelompok umur, namun peningkatan pesat paling memprihatikan terjadi pada populasi yang lebih tua. Ia mengatakan ini berarti lebih banyak orang yang menderita lebih parah dan meninggal, dengan 75 persen kematian di antara mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Kluge menyatakan satu proyeksi yang dapat diandalkan, dengan kecepatan perebakan kasus virus corona saat ini, di Eropa bisa terjadi setengah juta kematian akibat COVID-19 lainnya sampai 1 Februari mendatang.
Kluge menyebut tingkat vaksinasi yang tidak merata dan pelonggaran pembatasan protokol kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial di seluruh wilayah menjadi penyebab lonjakan itu.
Sementara satu miliar dosis vaksin telah didistribusikan di Eropa, hanya 47 persen dari total populasi yang sepenuhnya divaksinasi. Dia mengatakan di delapan negara, sedikitnya 70 persen warga telah divaksinasi sepenuhnya.
Kluge mendorong negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah untuk meningkatkan cakupan, terutama di antara kelompok-kelompok prioritas seperti lansia. Ia mendesak negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi dan persediaan vaksin yang cukup untuk berbagi dengan negara-negara yang kurang beruntung.
Kluge juga mengatakan vaksin paling efektif ketika disertai dengan tindakan pencegahan lainnya, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak antar individu. Kluge menambahkan jika wilayah tersebut mencapai penggunaan masker secara merata, 188.000 nyawa dapat diselamatkan antara sekarang dan Februari mendatang.
Kepala wilayah WHO itu mengatakan, “Kita harus mengubah taktik, dari bereaksi terhadap lonjakan” COVID-19 menjadi “mencegahnya sejak dari awal.” [mg/lt]