Tautan-tautan Akses

WHO Hati-hati Respon Pengumuman Vaksin Rusia


Seorang ilmuwan bekerja di Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi "Gamaleya" Research Institute of Epidemiology and Microbiology during the testing of a coronavirus vaccine, in Moscow, Russia, Aug. 6, 2020. (Russian Direct Investment Fund / Handout via Reuters)
Seorang ilmuwan bekerja di Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi "Gamaleya" Research Institute of Epidemiology and Microbiology during the testing of a coronavirus vaccine, in Moscow, Russia, Aug. 6, 2020. (Russian Direct Investment Fund / Handout via Reuters)

Rusia hari Selasa (11/8) menjadi negara pertama yang menyatakan vaksin virus corona temuannya siap digunakan, meskipun ada keraguan internasional dan WHO bersikap hati-hati mengenai pernyataan Rusia terhadap vaksin temuannya itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan vaksin tersebut sudah menjalani tes yang diperlukan dan terbukti efisien, menawarkan kekebalan yang tahan lama dari virus corona. "Sejauh yang saya tahu, vaksin virus corona pertama di dunia sudah disetujui pagi ini." Saya tahu vaksin ini telah terbukti efisien dan membentuk kekebalan yang stabil, dan saya ulangi, vaksin ini sudah lolos semua tes yang diperlukan."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Selasa menanggapi pengumuman Rusia tersebut dan mengatakan sedang mengadakan pembicaraan dengan Rusia mengenai vaksin COVID-19 yang baru disetujui itu.

Namun, juru bicara WHO, Tarik Jasarevic menekankan pra-kualifikasi akan mencakup "peninjauan dan penilaian yang cermat atas semua data keamanan dan kemanjuran yang disyaratkan".

"Kami berhubungan erat dengan otoritas kesehatan Rusia dan pembicaraan sedang berlangsung sehubungan dengan kemungkinan WHO melakukan pra-kualifikasi vaksin itu, namun sekali lagi pra-kualifikasi vaksin apa pun selalu melibatkan peninjauan dan penilaian yang ketat terhadap semua data keamanan dan kemanjuran yang disyaratkan," ujar Tarik.

Putin mengatakan salah seorang putrinya telah diinokulasi. “Salah seorang putri saya telah divaksinasi. Dalam hal ini ia ikut serta dalam percobaan. Setelah suntikan vaksin pertama suhu tubuhnya 38 derajat Celcius pada hari berikutnya hanya sedikit di atas 37 derajat. Setelah suntikan kedua, suhu tubuhnya naik sedikit dan kemudian semuanya berakhir. Ia merasa sehat dan memiliki jumlah antibodi yang tinggi."

Namun, para ilmuwan di dalam dan luar negeri memperingatkan penggunaan vaksin secara terburu-buru, sebelum uji coba Fase 3 - yang biasanya berlangsung berbulan-bulan dan melibatkan ribuan orang - bisa menjadi bumerang.

Uji klinis fase 3 akan dimulai Rabu, kata Kirill Dmitriev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia yang mendanai upaya tersebut, kepada wartawan.

Ia menambahkan studi ini akan dilakukan di beberapa negara, termasuk Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Filipina, dan mungkin Brazil serta melibatkan ribuan sukarelawan.

Sementara itu, vaksin itu akan ditawarkan kepada puluhan ribu orang.

Menurut para pejabat Rusia, produksi vaksin dalam skala besar akan dimulai pada bulan September, dan vaksinasi massal bisa dimulai paling cepat Oktober. [my/jm]

XS
SM
MD
LG