Amerika dan Inggris berencana mengirim personil militer untuk membantu mengatasi wabah Ebola di Afrika Barat, sementara WHO hari Senin (8/9) memperingatkan bahwa ribuan infeksi baru diperkirakan terjadi di Liberia dalam beberapa pekan mendatang.
Wabah Ebola kali ini adalah yang terparah dalam sejarah. Wabah ini telah menyebar dari Guinea ke Sierra Leone, Liberia, Nigeria dan Senegal, menewaskan lebih dari dua ribu orang. Peningkatan penderita baru yang sangat luar biasa diperkirakan akan terjadi dalam beberapa pekan mendatang, demikian peringatan WHO.
Sejauh ini lebih dari 3.500 orang telah tertular virus mematikan itu, hampir separuhnya berada di Liberia.
Menanggapi meluasnya bencana itu, Presiden Barack Obama hari Minggu mengatakan militer Amerika akan membantu mendirikan unit-unit isolasi dan menjamin keamanan para petugas kesehatan yang menangani wabah itu.
Menurut juru bicara Pentagon – Kolonel Steven Warren – personil militer akan mendirikan rumah sakit lapangan di ibukota Monrovia yang bisa menampung 25 orang. Klinik itu akan digunakan untuk merawat para petugas kesehatan, yang sebagian besar tertular wabah tersebut. Klinik itu kemudian akan diserahkan kepada pemerintah Liberia. Belum ada rencana untuk menempatkan personil militer Amerika di klinik-klinik tersebut.
Liberia menyambut baik kabar tersebut. Menteri Informasi Liberia Lewis Brown mengatakan upaya membasmi Ebola bukan hanya upaya Liberia. “Masyarat internasional harus terlibat dengan sangat serius dan menggunakan seluruh sumber daya yang ada”, tambahnya.
Sementara itu Inggris akan membuka klinik perawatan berkapasitas 62 tempat tidur di Sierra Leone dalam beberapa pekan mendatang. Menurut Departemen Pembangunan Internasional Inggris hari Senin, klinik-klinik itu akan dioperasikan oleh staf medis dan militer dengan bantuan kelompok amal “Save the Children”.
Saat ini ada 570 tempat tidur dalam pusat-pusat perawatan Ebola di Guinea, Sierra Leone dan Liberia – tiga negara yang paling parah dilanda Ebola. WHO mengatakan dibutuhkan hampir seribu tempat tidur lagi, terutama di Liberia.
Tetapi para pakar mengatakan yang dibutuhkan bukan hanya tempat tidur, tetapi juga petugas kesehatan lokal dan internasional. “Doctors Without Borders” menyambut baik pengumuman Amerika tetapi langsung menyampaikan desakan supaya Amerika tidak sekedar membangun klinik, tetapi juga mengirim petugas kesehatan.
Banyak petugas kesehatan enggan menanggapi krisis Ebola di Afrika Barat karena kurangnya peralatan pelindung untuk menjamin keamanan mereka. Uni Afrika – yang menyelenggarakan pertemuan darurat terkait Ebola hari Senin – berjanji untuk mengirim dokter dan perawat, tetapi ingin memperoleh kepastian bahwa mereka akan aman.