Tautan-tautan Akses

WHO: Meski Khawatirkan Corona, Jangan Tutup Pasar Hewan


Mobil Tim Keadaan Darurat Kesehatan Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina, meninggalkan Pasar Grosir Makanan Laut di Wuhan, Cina Selatan yang ditutup akibat merebaknya virus corona, 11 Januari 2020. (Foto: dok).
Mobil Tim Keadaan Darurat Kesehatan Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina, meninggalkan Pasar Grosir Makanan Laut di Wuhan, Cina Selatan yang ditutup akibat merebaknya virus corona, 11 Januari 2020. (Foto: dok).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (8/5), mengatakan, meski pasar hewan hidup di Wuhan, China, memainkan peran signifikan dalam menimbulkan wabah virus corona, badan PBB itu tidak merekomendasikan untuk menutup pasar-pasar seperti itu di mana pun di dunia.

Dalam konferensi persnya, pakar keamanan pangan dan penyakit hewan WHO, Peter Ben Embarek, mengatakan, pasar-pasar hewan hidup sangat penting karena menyokong kehidupan jutaan orang di dunia. Pihak berwenang, katanya, sebaiknya memfokuskan usahanya untuk memperbaiki kondisi pasar-pasar seperti itu ketimbang melarangnya, meski terkadang menimbulkan wabah yang membahayakan manusia.

World Health Organization.
World Health Organization.

Ia mengatakan, mengurangi risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia di pasar yang sering padat pengunjung ini dalam banyak kasus dapat diatasi dengan memperbaiki standar kebersihan dan standar keamanan pangan, termasuk memisahkan ruang hewan hidup dan ruang manusia. Apalagi, katanya, hingga saat ini belum jelas apakah pasar hewan di Wuhan benar-benar merupakan sumber sesungguhnya virus itu atau hanya ikut menyebarkannya,

Ben Embarek mengatakan, penyelidikan masih berlangsung di China untuk memastikan apakah hewan merupakan sumber COVID-19. Studi-studi yang telah berlangsung menunjukan, sejumlah spesies hewan ternyata juga rentan terhadap serangan virus itu, termasuk anjing, kucing, macan dan ferret.

Hingga kini, China tidak mengundang pakar WHO atau pakar luar negeri lain untuk terlibat dalam penelitian mereka. Ben Embarek mengatakan, China kemungkinan memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk studi itu dan WHO tidak melihat adanya persoalan menyangkut kesediaan China untuk bekerjasama dengan pihak-pihak lain. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG