Yahoo mengatakan, penyelidikan yang dilakukannya menyimpulkan bahwa peretasan itu dilakukan oleh apa yang disebutnya “pelaku yang disponsori negara,” dan berpusat di luar Amerika. Yahoo mengatakan, “sejumlah informasi tentang akun pelanggan telah dicuri,” tapi tidak memberikan rincian yang spesifik atau menyebut berapa banyak akun yang telah dicuri.
Para peretas itu mungkin telah mengambil nama, alamat email, nomor telpon, tanggal lahir dan password yang dienkripsi, kata Yahoo, sambil menambahkan bahwa password biasa, data pembayaran dengan kartu kredit dan informasi tentang akun bank pelanggan agaknya masih aman.
Bulan lalu, situs teknologi Motherboard melaporkan, seorang peretas yang menggunakan nama “Peace” mengaku telah memiliki informasi yang diambil dari 200 juta akun Yahoo, dan menawarkan untuk menjualnya lewat internet.
Yahoo menganjurkan agar semua pengguna mengganti password mereka, kalau belum pernah melakukannya sejak tahun 2014. Yahoo juga mengatakan telah memberi tahu pengguna yang akunnya mungkin kena retas dan mengambil langkah-langkah untuk mengamankan akun itu dengan mengganti sejumlah pertanyaan keamanan dan minta pengguna mengganti password mereka.
Permulaan tahun ini, Yahoo mengatakan dalam satu bulan rata-rata satu milyar akun diakses oleh penggunanya.
Yahoo dianggap sebagai pionir dalam komunikasi online di Amerika, dan selama 15 tahun menjalankan bisnisnya secara independen, sampai tahun ini, ketika perusahaan itu ditawarkan untuk dijual. Pemenangnya adalah Verizon, perusahaan telpon, internet dan kabel TV, yang mengatakan bulan Juli akan membeli Yahoo dengan harga 4, 8 milyar dollar.
Tapi kontrak penjualan Yahoo baru akan dituntaskan permulaan tahun depan, sehingga Verizon masih punya waktu untuk merundingkan kembali syarat-syarat pembeliannya ataupun menarik diri kalau peretasan akun Yahoo itu akan merusak bisnis dan citra Yahoo. (isa/sp)