Seorang pejabat Iran mengatakan Arab Saudi harus tahu jika rudal Iran digunakan dalam konflik Yaman, hasil perang akan sangat berbeda, selagi Iran terus menyangkal tuduhan mempersenjatai pemberontak Houthi.
"Kami telah mengumumkan berulang kali bahwa militer dan rakyat Yaman mendapat dukungan Iran tapi kami juga menjelaskan tidak memberikan rudal apapun kepada Yaman," kata Hossein Naqavi Hosseini, juru bicara Komisi Keamanan Nasional Dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, hari Minggu (24/12).
Pemberontak Houthi di Yaman menembakkan rudal balistik kedua ke Arab Saudi hari Selasa lalu. Pertahanan udara Arab Saudi mengatakan rudal itu berhasil dicegat. TV al-Masirah afiliasi Houthi menyatakan rudal balistik itu menarget istana kerajaan al-Yamamah di Riyadh, markas resmi raja Arab Saudi.
"Selagi kejahatan dan tirani Anda meningkat, tidak ada yang akan diperoleh selain rudal kami," kata pemimpin Houthi Abdulmalik al-Houthi dalam sebuah pidato di televisi.
Gerakan Houthi Yaman dan pasukan sekutunya mengatakan rudal-rudal ini adalah satu-satunya cara untuk membela negaranya melawan perang yang dilakukan oleh Arab Saudi.
Awal bulan ini, duta besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley, memamerkan apa yang dikatakannya puing dari rudal balistik pertama yang jatuh dekat Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh pada tanggal 4 November 2017.
Berbicara di depan sebuah layar yang penuh dengan pecahan rudal, Haley mengatakan PBB menemukan bukti bahwa Iran memasok Houthi dengan rudal dan senjata lainnya yang dibuat oleh Shahid Bagheri Industrial Group, perusahaan yang berbasis di Iran.
Iran menolak semua tuduhan dan menyebut bukti itu palsu. [my/al]