Pemerintah Yaman telah meninggalkan pembicaraan damai dengan pemberontak Houthi yang disponsori PBB, dan menuduh pemberontak “menghina" proses perdamaian.
Menteri Luar Negeri Yaman Abdul-Malik al-Mekhlafi menyebut pembicaraan di Kuwait itu "membuang-buang waktu." Dia mengatakan Houthi bersikeras untuk – berbagi kekuasaan bukannya mematuhi resolusi Dewan Keamanan yang mengatakan hal- itu perlu dibicarakan.
Menteri tersebut menuduh Houthi melanggar gencatan senjata dan menggunakan pembicaraan sebagai kesempatan untuk - mengulur waktu dan mempersenjatai kembali diri sendiri.
Para pemberontak belum menanggapi penangguhan pembicaraan damai itu.
Houthi yang didukung Iran merebut ibukota, Sana'a, pada tahun 2014, memaksa pemerintah Yaman yang diakui - internasional - mengungsi ke Arab Saudi sebelum kembali - dan mendirikan pemerintahan di kota pelabuhan Aden. [sp]