Yunani telah mengajukan proposal reformasi ekonomi terbarunya kepada para menteri keuangan Eropa dengan harapan mendapat aliran dana talangan baru.
Belum ada rincian tentang proposal tersebut, tetapi isinya dikabarkan meliputi tuntutan Uni Eropa agar Yunani menaikkan pajak penjualan dan pemangkasan anggaran.
Parlemen Yunani hari Jumat (10/7) akan memutuskan apakah akan mendukung proposal itu, sementara ke-28 negara anggota Uni Eropa akan menggelar sidang hari Minggu.
Beberapa pemimpin Eropa menyebut ini sebagai kesempatan terakhir Yunani untuk memenuhi permintaan Uni Eropa. Mereka frustrasi melihat keengganan Yunani untuk melakukan penghematan lebih jauh.
Yunani berargumen rakyatnya sudah terlalu menderita akibat rangkaian penghematan yang sudah diterapkan, termasuk pemangkasan belanja pemerintah dan dana pensiun. Yunani juga menginginkan restrukturisasi utangnya dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Jika Yunani dan Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan, negara itu bisa tersingkir dari zona 19 negara pengguna mata uang euro.
Yunani mulai mengalami masalah sekitar tahun 2009 setelah pemerintah konservatif saat itu diketahui berbohong mengenai jumlah utang negara. Pada saat bersamaan, resesi keuangan global mulai memburuk.
Dalam beberapa tahun ini, Yunani terus menumpuk utang dan minggu lalu gagal membayar US$1,8 miliar kepada IMF setelah Uni Eropa menolak memperpanjang dana talangannya.
Kini semua bank di negara itu terpaksa ditutup dan rakyat hanya bisa mengambil uang tunai dari ATM maksimal $67 per hari. Banyak toko tidak memasok ulang barang dan banyak SPBU kehabisan BBM karena mereka tidak ingin mengambil risiko.