Beberapa aktivis di Lesbos, Yunani berencana melakukan demonstrasi hari Senin (4/4) ketika otorita Yunani dengan bantuan ratusan polisi perbatasan dari negara-negara Uni Eropa mengawal para migran dari kamp penampungan di Moria – di luar kota utama Mytilini di Lesbos – menuju ke pelabuhan di mana beberapa kapal ferry siap memulangkan mereka kembali ke Turki.
Migran dari beragam negara tiba secara illegal di Yunani dan ditahan setelah pihak berwenang menilai mereka tidak layak memperoleh suaka.
Pejabat-pejabat dari pemerintah Yunani dan Frontex – badan urusan perbatasan Uni Eropa – memberi sedikit rincian tentang operasi yang telah menimbulkan kemarahan para aktivis HAM dan kelompok kiri di seluruh Eropa, yang mengatakan deportasi orang yang hidupnya beresiko di Turki merupakan bentuk kekejaman terhadap kemanusiaan.
Dalam kurang dari 24 jam sebelum pemulangan para migran itu dimulai, pejabat-pejabat Yunani mengatakan masih belum memutuskan bagaimana melaksanakan rencana tersebut.
Beberapa pejabat mengatakan sebagian besar dari lebih 2.000 penjaga perbatasan dan pakar Uni Eropa telah tiba di Lesbos hari Minggu (3/4) dan siap memulai operasi itu.
Juru bicara operasi tanggapan terhadap krisis migran dan pengungsi di Yunani – George Kytsiris mengatakan kepada VOA, “Turki belum siap” mewujudkan perjanjian itu.
“Arus migran yang tiba dari Turki tetap tinggi”. Ditambahkannya sekitar 500 orang terus tiba di Yunani setiap hari sejak perjanjian itu diumumkan lebih dari dua minggu lalu. “Jumlah ini tidak stabil. Jika kami memulangkan 500 orang, 500 lainnya akan tiba setiap hari, maka operasi ini tidak berguna,” ujar Kytsiris.
Turki menolak tuduhan bahwa pihaknya tidak menangani krisis ini secara tepat. [em]