Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Minggu (19/6) pagi bahwa dia bertekad untuk mempertahankan wilayah selatan negara itu dengan cara apa pun.
Dalam pidatonya setelah dia kembali dari kunjungan ke wilayah Mykolaiv dan Odesa di sepanjang Laut Hitam, Zelenskyy mengatakan, “Kami tidak akan memberikan wilayah selatan kepada siapa pun. Kami akan merebut kembali semua milik kami dan laut akan (kembali dikuasai oleh) Ukraina dan aman.”
Dia bersikeras bahwa semuanya akan dipulihkan.
“Kerusakannya signifikan. Banyak rumah hancur, logistik sipil terganggu, banyak masalah sosial. Saya telah menugaskan para pejabat untuk memberikan bantuan lebih sistematis kepada orang-orang yang kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Kami pasti akan memulihkan semua yang hancur,” tegas Zelenskyy.
“Rusia tidak memiliki rudal sebanyak jumlah rakyat kami yang ingin hidup,” kata Zelenskyy.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memperingatkan bahwa perang Rusia di Ukraina bisa menjadi perang yang panjang dan mahal. Dia mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild am Sonntag, “Kita harus mempersiapkan fakta bahwa perang itu bisa memakan waktu bertahun-tahun. Kita tidak boleh berhenti mendukung Ukraina.”
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga telah memperingatkan bahwa perang di Ukraina bisa berlangsung lama dan bahwa Ukraina perlu menerima “senjata, peralatan, amunisi, dan pelatihan lebih cepat daripada penjajah.”
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman dpa bahwa Ukraina dapat mengandalkan dukungan dari negara-negara demokrasi terkemuka G-7 “selama diperlukan.” [lt/jm]