Tautan-tautan Akses

Zelenskyy Kembali Desak Barat untuk Izinkan Serangan Jauh ke Wilayah Rusia


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Cernobbio, Italia, untuk menghadiri forum ekonomi Eropa TEHA, pada 6 September 2024. (Foto: AP/Luca Bruno)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Cernobbio, Italia, untuk menghadiri forum ekonomi Eropa TEHA, pada 6 September 2024. (Foto: AP/Luca Bruno)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Minggu (15/9), kembali mendesak sekutu Barat untuk mengizinkan Kyiv menyerang target militer jauh di dalam wilayah Rusia, terutama pangkalan udara, setelah serangan mematikan ke wilayah Kharkiv.

"Hanya solusi sistemik yang memungkinkan untuk melawan teror ini: solusi jangka panjang untuk menghancurkan penerbangan militer Rusia di tempat pangkalannya," kata Zelenskyy dalam pidato hariannya.

"Kami sedang menunggu keputusan yang tepat yang datang terutama dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia."

Sebelumnya, sebuah bom berpemandu Rusia menghantam sebuah gedung tempat tinggal di Kharkiv, yang merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan di kota timur laut tersebut. Serangan itu memicu kebakaran yang berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.

Tim penyelamat mengeluarkan mayat seorang perempuan tua dari reruntuhan, kata Wali Kota Kharkiv Igor Terekhov di Telegram, seraya menambahkan bahwa 42 orang terluka.

Dalam pidatonya, Zelenskyy mengatakan Rusia juga telah menyerang wilayah Sumy dan Donetsk pada hari Minggu dengan bom berpemandu.

Ia mengatakan tentara Rusia melancarkan "sedikitnya 100 serangan udara semacam itu" setiap hari.

Untuk mencegah serangan semacam ini, Ukraina meminta izin dari sekutu Barat untuk menyerang target militer jauh di dalam wilayah Rusia. Sekutu Barat masih ragu-ragu akan hal tersebut karena takut eskalasi akan terjadi.

Pada hari yang sama, serangan artileri Rusia menewaskan satu orang di Kota Pokrovsk di Ukraina timur, kata otoritas setempat, sementara pasukan Moskow semakin mendekati pusat logistik utama.

Lebih dari 20.000 orang — hampir setengah dari populasi kota itu — telah meninggalkan kota tersebut sejak Agustus, sementara serangan Rusia selama dua minggu terakhir telah memutus aliran air dan listrik bagi banyak penduduk yang tersisa.

Pasukan Rusia telah maju ke arah Pokrovsk selama berbulan-bulan, mencapai jarak 10 kilometer dari pinggiran timurnya, menurut pemerintah setempat.

Kota itu terletak di persimpangan jalur kereta api dan jalan raya yang memasok pasukan Ukraina dan kota-kota di garis depan timur dan telah lama menjadi target tentara Moskow.

Serangan Rusia merusak dua jembatan layang di kota itu awal minggu ini, termasuk satu yang menghubungkan Pokrovsk dengan kota tetangga Myrnograd, demikian laporan media lokal.

Kota-kota timur lainnya seperti Bakhmut dan Mariupol mengalami pemboman besar-besaran sebelum jatuh ke tangan pasukan Rusia. [lt/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG