LONDON —
Kantor statistik Uni Eropa, Eurostat, mengatakan produk domestik bruto atau PDB kolektif ke-17 negara Uni Eropa yang menggunakan mata uang euro tumbuh 0,3 persen dalam periode tiga bulan yang berakhir pada bulan Juni.
Dalam kuartal pertama tahun ini perekonomian zona itu menyusut 0,3 persen, sehingga memperpanjang resesi selama enam kuartal – periode terlama sejak peluncuran euro.
Jerman, ekonomi terbesar Eropa, telah mendorong pemulihan dengan pertumbuhan 0,7 persen. Di Perancis, ekonomi kedua terbesar, pertumbuhan ekonominya mencapai setengah persen – dua kali lipat dari perkiraan semula.
Jonathan Loynes adalah ekonom kepala Capital Economics, sebuah perusahaan konsultan dan riset ekonomi. Dia mengatakan konsumen Eropa tampaknya mulai berbelanja lagi, dan mendorong permintaan serta pertumbuhan.
“Saya kira kita telah menyaksikan peningkatan kepercayaan konsumen di negara-negara inti zona euro. Kita juga telah melihat pertumbuhan ekspor naik sedikit dan konsumen, khususnya di Jerman yang biasanya berhati-hati dan enggan membelanjakan uang, telah menjadi sedikit lebih percaya diri dan oleh karena itu mulai bersedia mengeluarkan uang. Itu mungkin memberikan inspirasi bagi perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi lebih besar," jelas Loyes.
Tetapi dia mengatakan pemulihan ekonomi itu tidak merata di seluruh zona euro, karena pertumbuhan di negara-negara inti jauh lebih baik daripada di negara-negara kecil lainnya.
Portugal, yang diselamatkan dengan dana talangan oleh negara-negara Eropa tetangganya, berhasil mengalami pertumbuhan 1,1 persen. Tetapi negara-negara Eropa bagian selatan lainnya tidak berhasil dengan baik. Ekonomi Spanyol menyusut sepersepuluh persen dan Italia seperlima persen.
Loynes memperkirakan pertumbuhan ekonomi Eropa secara keseluruhan akan terus berlanjut. “Namun, dalam pertumbuhan itu kemungkinan akan terus terjadi perbedaan besar antara negara-negara inti, yang berhasil dengan baik, dan negara-negara kecil yang lebih lemah, yang tentu paling ingin mengalami pertumbuhan untuk mengatasi masalah utang mereka. Jadi, saya kira bahkan bila ada indikasi pertumbuhan yang berkelanjutan dalam kuartal ketiga, itu bukanlah tanda krisis utang akan segera berakhir," lanjutnya.
Walaupun beberapa negara Eropa tampaknya mengalami pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran di seluruh Eropa masih tinggi.
Di beberapa negara hingga seperempat populasinya tidak bekerja, sementara di Italia, 40 persen orang muda di sana menganggur.
Para analis menduga zona euro tidak akan kembali ke pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 2015.
Dalam kuartal pertama tahun ini perekonomian zona itu menyusut 0,3 persen, sehingga memperpanjang resesi selama enam kuartal – periode terlama sejak peluncuran euro.
Jerman, ekonomi terbesar Eropa, telah mendorong pemulihan dengan pertumbuhan 0,7 persen. Di Perancis, ekonomi kedua terbesar, pertumbuhan ekonominya mencapai setengah persen – dua kali lipat dari perkiraan semula.
Jonathan Loynes adalah ekonom kepala Capital Economics, sebuah perusahaan konsultan dan riset ekonomi. Dia mengatakan konsumen Eropa tampaknya mulai berbelanja lagi, dan mendorong permintaan serta pertumbuhan.
“Saya kira kita telah menyaksikan peningkatan kepercayaan konsumen di negara-negara inti zona euro. Kita juga telah melihat pertumbuhan ekspor naik sedikit dan konsumen, khususnya di Jerman yang biasanya berhati-hati dan enggan membelanjakan uang, telah menjadi sedikit lebih percaya diri dan oleh karena itu mulai bersedia mengeluarkan uang. Itu mungkin memberikan inspirasi bagi perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi lebih besar," jelas Loyes.
Tetapi dia mengatakan pemulihan ekonomi itu tidak merata di seluruh zona euro, karena pertumbuhan di negara-negara inti jauh lebih baik daripada di negara-negara kecil lainnya.
Portugal, yang diselamatkan dengan dana talangan oleh negara-negara Eropa tetangganya, berhasil mengalami pertumbuhan 1,1 persen. Tetapi negara-negara Eropa bagian selatan lainnya tidak berhasil dengan baik. Ekonomi Spanyol menyusut sepersepuluh persen dan Italia seperlima persen.
Loynes memperkirakan pertumbuhan ekonomi Eropa secara keseluruhan akan terus berlanjut. “Namun, dalam pertumbuhan itu kemungkinan akan terus terjadi perbedaan besar antara negara-negara inti, yang berhasil dengan baik, dan negara-negara kecil yang lebih lemah, yang tentu paling ingin mengalami pertumbuhan untuk mengatasi masalah utang mereka. Jadi, saya kira bahkan bila ada indikasi pertumbuhan yang berkelanjutan dalam kuartal ketiga, itu bukanlah tanda krisis utang akan segera berakhir," lanjutnya.
Walaupun beberapa negara Eropa tampaknya mengalami pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran di seluruh Eropa masih tinggi.
Di beberapa negara hingga seperempat populasinya tidak bekerja, sementara di Italia, 40 persen orang muda di sana menganggur.
Para analis menduga zona euro tidak akan kembali ke pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 2015.