Kisah tragis seorang pelajar yang tewas membakar dirinya sendiri ini mengingatkan kesedihan hidup kebanyakan warga miskin Pakistan.
Seorang pelajar Pakistan yang membakar dirinya sendiri karena orang tuanya tidak mampu membelikannya seragam sekolah yang baru, meninggal dunia hari Minggu.
Pelajar berusia 13 tahun itu merupakan anak yang pandai sehingga sebuah sekolah swasta memperbolehkannya bersekolah secara cuma-cuma. Keluarganya berjuang keras untuk hidup. Empat bulan lalu ayahnya – Khamran Khan – meminjam uang untuk memperoleh visa kerja ke Arab Saudi, namun hingga kini belum mendapat pekerjaan. Sementara ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Pelajar itu sering berada di jalan-jalan kota Shabqadar – propinsi Khyber Pakhtunkhwa – mengumpulkan rongsokan besi dan barang-barang lain untuk dijual guna membantu keluarganya.
Bulan lalu ia meminta ibunya membelikan seragam baru, karena seragam lamanya sudah tambal sulam. Namun karena tidak memiliki uang ibunya tidak membelikan. Ia pun bakar diri dan menderita luka bakar hingga 65 persen tubuhnya. Keluarga hanya berhasil mengumpulkan sepersepuluh dari biaya rumah sakit yang berjumlah 5.500 dollar sehingga perawatan tidak dilanjutkan. Pelajar malang itu pun meninggal dunia.
Biaya sekolah umum di Pakistan rata-rata mencapai sekitar dua dollar per bulan, tetapi hal ini masih terlalu mahal bagi warga Pakistan yang kebanyakan miskin dan memiliki banyak anak.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan pemerintah Pakistan tahun lalu, hanya sekitar 30 persen warga Pakistan yang bersekolah. Bahkan diantara anak-anak yang bersekolah, hampir 50 persen anak sekolah berusia 6-16 tahun tidak dapat membaca.
Pelajar berusia 13 tahun itu merupakan anak yang pandai sehingga sebuah sekolah swasta memperbolehkannya bersekolah secara cuma-cuma. Keluarganya berjuang keras untuk hidup. Empat bulan lalu ayahnya – Khamran Khan – meminjam uang untuk memperoleh visa kerja ke Arab Saudi, namun hingga kini belum mendapat pekerjaan. Sementara ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Pelajar itu sering berada di jalan-jalan kota Shabqadar – propinsi Khyber Pakhtunkhwa – mengumpulkan rongsokan besi dan barang-barang lain untuk dijual guna membantu keluarganya.
Bulan lalu ia meminta ibunya membelikan seragam baru, karena seragam lamanya sudah tambal sulam. Namun karena tidak memiliki uang ibunya tidak membelikan. Ia pun bakar diri dan menderita luka bakar hingga 65 persen tubuhnya. Keluarga hanya berhasil mengumpulkan sepersepuluh dari biaya rumah sakit yang berjumlah 5.500 dollar sehingga perawatan tidak dilanjutkan. Pelajar malang itu pun meninggal dunia.
Biaya sekolah umum di Pakistan rata-rata mencapai sekitar dua dollar per bulan, tetapi hal ini masih terlalu mahal bagi warga Pakistan yang kebanyakan miskin dan memiliki banyak anak.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan pemerintah Pakistan tahun lalu, hanya sekitar 30 persen warga Pakistan yang bersekolah. Bahkan diantara anak-anak yang bersekolah, hampir 50 persen anak sekolah berusia 6-16 tahun tidak dapat membaca.