Serangan personil keamanan Afghanistan terhadap pasukan Barat atau rekan mereka sendiri memiliki dampak besar terhadap moral pasukan.
Pasukan NATO di Afghanistan mengatakan hari Senin bahwa serangan oleh personil keamanan Afghanistan terhadap rekan-rekan Barat mereka, sementara kecil dalam jumlah, memiliki dampak yang besar pada moral pasukan. Pasukan koalisi juga membantah klaim Taliban bahwa pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu.
Sampai sejauh ini di tahun 2012, NATO mengatakan 17 anggota koalisi internasional tewas dalam 10 serangan oleh rekan-rekan Afghanistan mereka. Pasukan Afghanistan dalam jumlah sama juga tewas oleh sesama tentara Afghanistan atau polisi.
Juru bicara Koalisi Brigadir Jenderal Carsten Jacobson mengatakan jumlah serangan sebenarnya cukup rendah mengingat bahwa ada 130.000 tentara NATO dan 350.000 pasukan Afghanistan sering berlatih bersama dalam jarak dekat. Namun dia mengatakan setiap kejadian memiliki efek tidak sebanding, memperbesar rasa saling tidak percaya antara pasukan Afghanistan dan internasional.
"Meskipun insiden kecil jumlahnya kita sadar pada dampaknya terhadap moral. Sehingga kita sangat hati-hati melihat tiap insiden,” demikian diungkapkan Carsten Jacobson.
Minggu lalu tiga anggota pasukan koalisi - dua Inggris dan satu Amerika - tewas oleh pasukan keamanan Afghanistan di wilayah yang berbeda. Juga di provinsi Paktika pekan lalu, para pejabat Afghanistan mengatakan seorang anggota milisi Afghanistan membius rekan-rekannya dan menewaskan sedikitnya sembilan dari mereka saat mereka tidur.
Taliban Afghanistan sering mengklaim berada di balik serangan oleh anggota pasukan keamanan Afghanistan, tetapi Jendral Jacobson mengatakan di hampir setiap serangan orang dalam, pelaku tidak berafiliasi dengan pemberontak.
Jacobson mengatakan, "Temuan kami mengungkapkan sebagian besar adalah inisiatif pribadi. Alasan dan keluhan pribadi, adalah salah satu penyebab utama, ditambah sejumlah penyebab lainnya termasuk gejala stress pada tentara yang tinggal di negara yang telah 30 tahun dalam keadaan perang . "
NATO memperbaharui prosedurnya seperti pemeriksaan latar belakang untuk merekrut orang Afghanistan, sementara menerapkan langkah-langkah keamanan baru seperti menempatkan agen-agen intelijen dalam pasukan selama pelatihan dasar, dan menugaskan tentara untuk menjaga rekan-rekan mereka saat mereka tidur.
Keamanan juga ditetapkan menyusul pembunuhan baru-baru ini terhadap 17 warga sipil Afghanistan oleh seorang tentara Amerika dan pembakaran Al Quran secara tidak sengaja di sebuah pangkalan militer Amerika. Insiden telah meningkatkan ketegangan antara pejabat Afghnistan dan koalisi internasional pada saat kerjasama menjadi sangat penting karena pasukan asing akan mulai ditarik menjelang tenggat waktu 2014.
Sampai sejauh ini di tahun 2012, NATO mengatakan 17 anggota koalisi internasional tewas dalam 10 serangan oleh rekan-rekan Afghanistan mereka. Pasukan Afghanistan dalam jumlah sama juga tewas oleh sesama tentara Afghanistan atau polisi.
Juru bicara Koalisi Brigadir Jenderal Carsten Jacobson mengatakan jumlah serangan sebenarnya cukup rendah mengingat bahwa ada 130.000 tentara NATO dan 350.000 pasukan Afghanistan sering berlatih bersama dalam jarak dekat. Namun dia mengatakan setiap kejadian memiliki efek tidak sebanding, memperbesar rasa saling tidak percaya antara pasukan Afghanistan dan internasional.
"Meskipun insiden kecil jumlahnya kita sadar pada dampaknya terhadap moral. Sehingga kita sangat hati-hati melihat tiap insiden,” demikian diungkapkan Carsten Jacobson.
Minggu lalu tiga anggota pasukan koalisi - dua Inggris dan satu Amerika - tewas oleh pasukan keamanan Afghanistan di wilayah yang berbeda. Juga di provinsi Paktika pekan lalu, para pejabat Afghanistan mengatakan seorang anggota milisi Afghanistan membius rekan-rekannya dan menewaskan sedikitnya sembilan dari mereka saat mereka tidur.
Taliban Afghanistan sering mengklaim berada di balik serangan oleh anggota pasukan keamanan Afghanistan, tetapi Jendral Jacobson mengatakan di hampir setiap serangan orang dalam, pelaku tidak berafiliasi dengan pemberontak.
Jacobson mengatakan, "Temuan kami mengungkapkan sebagian besar adalah inisiatif pribadi. Alasan dan keluhan pribadi, adalah salah satu penyebab utama, ditambah sejumlah penyebab lainnya termasuk gejala stress pada tentara yang tinggal di negara yang telah 30 tahun dalam keadaan perang . "
NATO memperbaharui prosedurnya seperti pemeriksaan latar belakang untuk merekrut orang Afghanistan, sementara menerapkan langkah-langkah keamanan baru seperti menempatkan agen-agen intelijen dalam pasukan selama pelatihan dasar, dan menugaskan tentara untuk menjaga rekan-rekan mereka saat mereka tidur.
Keamanan juga ditetapkan menyusul pembunuhan baru-baru ini terhadap 17 warga sipil Afghanistan oleh seorang tentara Amerika dan pembakaran Al Quran secara tidak sengaja di sebuah pangkalan militer Amerika. Insiden telah meningkatkan ketegangan antara pejabat Afghnistan dan koalisi internasional pada saat kerjasama menjadi sangat penting karena pasukan asing akan mulai ditarik menjelang tenggat waktu 2014.