Guyana mengatakan angkatan laut Venezuela telah menahan kapal yang dioperasikan perusahaan minyak Amerika di perairan yang disengketakan, Jumat (11/10).
Pemerintah Guyana hari Jumat (11/10) mengatakan angkatan laut Venezuela telah menahan kapal yang dioperasikan perusahaan minyak Amerika di perairan yang disengketakan negara-negara tetangganya di Amerika Selatan.
Kementerian Luar Negeri Guyana dalam pernyataannya menyebutkan, kapal itu, dengan lima warga Amerika di dalamnya, sedang melakukan survey seismik berdasar kontrak untuk Anadarko Petroleum Corp hari Kamis ketika dihentikan kapal angkatan laut Venezuela. Kapal itu lalu diperintahkan berlayar dibawah pengawalan ke Pulau Margarita di Venezuela.
Kapal yang bernama 'Teknik Perdana' itu diperkirakan tiba di Pulau Margarita, hari Minggu.
Menurut Guyana, kapal itu berada dalam perairan teritorialnya tetapi angkatan laut Venezuela memberitahu mereka bahwa mereka beroperasi dalam zona perekonomian eksklusif negara itu dan memerintahkan kapal itu segera menghentikan survei. Kedua negara itu bersengketa soal perbatasan darat dan laut mereka selama puluhan tahun.
Pemerintah Guyana telah menyampaikan “keprihatinan serius” mereka kepada Venezuela dan meminta pembebasan segera kapal dan awaknya.
John Christiansen, jurubicara Anadarko, yang berbasis di dekat Houston, Texas, mengatakan perusahaan itu bekerja-sama dengan pemerintah Guyana dan Amerika untuk membebaskan awak dan kapal itu.
Kementerian Luar Negeri Guyana dalam pernyataannya menyebutkan, kapal itu, dengan lima warga Amerika di dalamnya, sedang melakukan survey seismik berdasar kontrak untuk Anadarko Petroleum Corp hari Kamis ketika dihentikan kapal angkatan laut Venezuela. Kapal itu lalu diperintahkan berlayar dibawah pengawalan ke Pulau Margarita di Venezuela.
Kapal yang bernama 'Teknik Perdana' itu diperkirakan tiba di Pulau Margarita, hari Minggu.
Menurut Guyana, kapal itu berada dalam perairan teritorialnya tetapi angkatan laut Venezuela memberitahu mereka bahwa mereka beroperasi dalam zona perekonomian eksklusif negara itu dan memerintahkan kapal itu segera menghentikan survei. Kedua negara itu bersengketa soal perbatasan darat dan laut mereka selama puluhan tahun.
Pemerintah Guyana telah menyampaikan “keprihatinan serius” mereka kepada Venezuela dan meminta pembebasan segera kapal dan awaknya.
John Christiansen, jurubicara Anadarko, yang berbasis di dekat Houston, Texas, mengatakan perusahaan itu bekerja-sama dengan pemerintah Guyana dan Amerika untuk membebaskan awak dan kapal itu.