Perusahaan Teknologi Klaim Jumlah Pemilih Venezuela Dimanipulasi

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menunjukkan kertas suaranya saat memberikan suara di Caracas, Minggu (30/7) lalu.

Perusahaan teknologi penghitungan suara elektronik yang melacak pemberian suara dalam pemilu Venezuela untuk merombak konstitusi negara itu mengatakan bahwa jumlah pemilih pada pemungutan suara hari Minggu (30/7) telah “dimanipulasi” sekurangnya satu juta suara.

“Tanpa ragu, kami tahu bahwa jumlah pemilih yang memberikan suara untuk Dewan Konstitusi Nasional dimanipulasi,” kata Antonio Migica, CEO perusahaan Smartmatic, hari Rabu (2/8) dalam konferensi pers di London.

“Kami memperkirakan perbedaan antara partisipasi sebenarnya dan yang diumumkan pihak berwenang, setidaknya satu juta,” tambahnya.

Mugica mengatakan perbedaan satu juta suara itu adalah antara jumlah yang diumumkan oleh pemerintah dan yang dihitung oleh sistem perusahaannya.

Mugica menolak untuk mengatakan apakah campur tangan itu mengubah hasil pemilu yang mungkin digugat Dewan Nasional yang dikuasai oposisi. Ketua Dewan Julio Borges mengatakan temuan Smartmatic merupakan “pengukuhan sepenuhnya” dugaan pihak oposisi dan para analis pemilu serta menambahkan para legislator akan meminta jaksa agung negara itu untuk menyelidiki anggota-anggota Dewan Pemilu Nasional untuk kemungkinan telah melakukan kejahatan.

Dewan Pemilu Nasional belum memberikan komentar mengenai temuan-temuan itu.

Pemerintah Venezuela mengatakan lebih dari delapan juta orang memberikan suara. Pihak oposisi yang memboikot pemungutan suara itu mengatakan jumlah pemilih yang memberikan suaranya jauh lebih rendah. Para wartawan di Caracas mengatakan puluhan TPS tampak nyaris kosong hari Minggu. [my/ds]