Kelompok HAM AS Desak Turki Atasi Aksi Penculikan

Ulama Turki yang bermukin di AS, Fethullah Gulen (foto: dok). Pemerintah Turki melakukan "pembersihan" terhadap pengikut Gulen.

Kelompok HAM 'Human Rights Watch' yang berkantor di AS telah meminta pemerintah Turki untuk bertindak setelah terjadi serentetan penculikan.

Dalam sebuah surat kepada Menteri Kehakiman, Abdulhamit Gul, kelompok HAM itu meminta "penyelidikan yang mendesak dan efektif atas penculikan tersebut dan kemungkinan penghilangan paksa setidaknya atas empat orang di Ankara sejak Maret 2017."

"Sejauh yang kami tahu, belum ada penyelidikan yang efektif," kata Emma Sinclair-Webb, peneliti senior HAM di Inggris.

"Kasus yang kami lihat, orang-orang diculik pada siang hari bolong di depan saksi. Ada banyak bukti untuk diselidiki; Kami mempunyai bukti dari kamera keamanan dalam satu kasus baru-baru ini bulan Juni. Seorang pria diculik di depan anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun, juga pemilik toko lokal dan tidak ada alasan untuk tidak menyelidikinya," tambah Sinclair-Webb.

Baik pemerintah maupun Kementerian Kehakiman belum mengomentari insiden-insiden itu. Human Rights Watch mengatakan ada kecurigaan adanya kolusi negara.

Para korban penculikan telah kehilangan pekerjaan mereka sehubungan pembersihan yang terus berlanjut terhadap pengikut ulama Turki Fethullah Gulen yang bermukin di AS, yang dipersalahkan atas kudeta yang gagal di Turki tahun lalu. Cara penculikan semuanya serupa, mereka diculik oleh pria bertopeng menggunakan mobil van VW hitam.

Salah seorang dari empat orang yang hilang, Onder Asan, kemudian muncul di tahanan polisi setelah penculiknya menahannya selama 42 hari, di mana dia mengatakan bahwa dia disiksa.

Pemerintah Turki dengan tegas menolak klaim penyiksaan dan penganiayaan. Awal tahun ini, pemerintah mengurangi dari 30 hari menjadi tujuh hari di mana seseorang dapat ditahan tanpa dituntut, di bawah peraturan darurat yang sedang berlangsung yang diterapkan setelah kudeta yang gagal itu. [ps/jm]