Irak, Arab Saudi Buka Kembali Perbatasan setelah 27 Tahun

  • Edward Yeranian

Arab Saudi membuka kembali perbatasan dengan Irak di dekat kota Arar (foto: ilustrasi).

Arab Saudi dan Irak sedang dalam proses memperbaiki hubungan setelah bus pertama sarat jemaah haji Irak memasuki kerajaan Saudi melalui perbatasan di Arar, yang ditutup selama 27 tahun ini.

Kedua negara juga memulai kembali transportasi udara, tetapi belum menetapkan tanggal untuk penerbangan pertama.

Pejabat-pejabat Arab Saudi dan Irak saling berpelukan, merayakan dibukanya kembali perbatasan kedua negara di Arar setelah 27 tahun. Satu konvoi bus wisata, yang membawa lebih dari 1.000 jemaah haji Irak dengan tujuan Mekah, memasuki wilayah Arab Saudi, di tengah perayaan untuk menyambut mereka.

Pangeran Arab Saudi Faisal bin Khalid, gubernur wilayah utara, lokasi perbatasan itu, menyambut jemaah dengan memberi mereka Alquran, menurut media Arab.

Kepada VOA, Hilal Khashan, dosen ilmu politik pada American University di Beirut, mengatakan, menurutnya kunjungan ulama syiah Irak, Muqtada al-Sadr, baru-baru ini ke Arab Saudi adalah bagian dari upaya tidak langsung untuk memperbaiki hubungan Iran dan Arab Saudi. Di Jeddah, ulama syiah itu bertemu Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.

Khashan juga mencatat, usul pemimpin Syiah Irak Ammar Hakim, untuk membuka partainya bagi orang-orang Sunni. Tetapi, ia berpendapat, jika Arab Saudi berharap menepiskan Iran dengan tindakan itu, negara itu mungkin akan kecewa.

"Saya percaya bahwa rakyat Iran akan diuntungkan dengan langkah ini, meskipun sebagian orang berpendapat, ini kemungkinan akan melemahkan peran Iran di Irak. Saya tidak melihatnya demikian. Menurut saya, Arab Saudi enggan melibatkan Iran secara langsung, sehingga negara itu melibatkannya melalui Syiah Irak," kata Khashan.

Kepada media Arab, Gubernur provinsi Anbar di Irak yang mayoritas penduduknya sunni, Souheib al-Rawi, mengatakan kedua negara "bekerja sama pada tingkat tertinggi." Menurutnya, bus yang membawa jemaah haji Irak ke Mekah itu adalah yang pertama memasuki Arab Saudi.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Jubeir membahas pemulihan hubungan itu dalam kunjungan bersejarah ke Baghdad awal tahun ini. Kedua negara berselisih sejak Presiden Saddam Hussein melakukan invasi terhadap Kuwait tahun 1990 dan hubungan itu memburuk tahun lalu ketika pejabat Irak menuntut ditariknya duta besar Arab Saudi untuk Irak yang baru diangkat Thamer al-Sabhan karena komentarnya tentang kegiatan milisi pro-Iran di Irak . [ka/jm]