Penahanan Pengusaha Irlandia di China Soroti Masalah Global

Sekelompok turis asing berjalan di taman umum dekat Kota Terlarang di Beijing, 27 Januari 2020.

Setelah dua tahun diam mengenai penahanannya tanpa dakwaan di China, pengusaha Irlandia, Richard O'Halloran, akhirnya angkat bicara bulan ini.

Dalam sebuah wawacara dengan lembaga siaran publik Irlandia, RTE, O'Halloran mengatakan anak bungsunya baru berusia lima tahun ketika dia melakukan perjalanan ke Shanghai pada Februari 2019 untuk urusan bisnis singkat.

Berbicara dari kamar hotelnya yang digambarkannya sebagai penjara, O'Halloran mengatakan dia merasa sangat sulit untuk menjelaskan kepada anaknya yang sekarang berusia tujuh tahun “bahwa ayah tidak akan pulang, untuk ulang tahunmu, untuk komuni pertamamu, untuk upacara krisma, untuk Natal."

Kasus O'Halloran itu merupakan contoh perilaku yang akan menjadi target koalisi 58 negara yang baru dibentuk yang diluncurkan minggu lalu untuk menangani penahanan sewenang-wenang yang disponsori negara atas warga negara asing untuk tujuan politik.

Koalisi itu dibentuk melalui konferensi video virtual yang diselenggarakan oleh Kanada, yang telah bekerja selama lebih dari dua tahun untuk mengupayakan pembebasan Michael Spavor dan Michael Kovrig. Kedua Michael itu ditahan di China sebagai pembalasan nyata atas penangkapan atas eksekutif Huawei Meng Wanzhou di Kanada.

Sementara kasus “dua Michael” telah dipublikasikan secara luas, siksaan yang dialami O'Halloran tidak banyak diketahui sampai dia mengumumkan minggu ini. [lt/ft]