Lonjakan Omicron Korsel Kemungkinan Telah Capai Puncaknya

Orang-orang yang memakai masker berjalan di sebuah distrik perbelanjaan di tengah pandemi COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, 16 Maret 2022. (Foto: Reuters)

Rata-rata harian kasus baru COVID-19 Korea Selatan menurun pekan lalu untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan, tetapi jumlah pasien yang sakit kritis dan meninggal kemungkinan akan terus meningkat, kata sejumlah pejabat, Senin (28/3).

Korea Selatan melaporkan rata-rata sekitar 350.000 kasus baru pekan lalu, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA), Senin. Itu adalah penurunan pertama dalam rata-rata mingguan dalam 11 pekan, kata Komisaris KDCA Jeong Eun-kyeong.

Wabah saat ini kemungkinan telah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan cenderung menurun, kata Jeong mengutip studi para ahli. Tetapi kasus-kasus baru di Korea Selatan kemungkinan akan turun perlahan karena pelonggaran aturan jarak sosial, perluasan kelas tatap muka, dan meningkatnya infeksi karena mutan virus corona yang secara luas dikenal sebagai “omicron siluman”, katanya.

BACA JUGA: Korsel Bukukan Rekor Baru Kematian Harian Akibat COVID-19

Jumlah pasien COVID-19 dalam kondisi serius atau kritis dan meninggal juga diperkirakan akan terus meningkat untuk saat ini, kata Jeong.

Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol secara terpisah mengatakan wabah yang dipicu omicron telah mencapai puncaknya, meskipun analisis yang lebih menyeluruh diperlukan untuk memastikan apakah wabah telah bergeser ke tren menurun.

Pada hari Senin, Korea Selatan melaporkan 187.213 kasus baru COVID-19 dalam periode 24 jam terakhir, menandai pertama kalinya kasus harian turun di bawah 200.000 dalam 25 hari. Jumlah pasien yang sakit parah atau kritis mencapai rekor tertinggi, yakni 1.273.

BACA JUGA: Kematian Akibat COVID-19 Bebani Krematorium dan Rumah Sakit di Korsel

Varian omicron yang sangat menular telah memaksa Korea Selatan untuk meninggalkan kebijakan pengendalian COVID-19 yang ketat agar dapat memfokuskan sumber daya medis yang terbatas pada kelompok-kelompok prioritas, termasuk orang berusia 60 tahun ke atas dan mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.

Pihak berwenang kesehatan baru-baru ini secara signifikan melonggarkan pembatasan karantina dan kontrol perbatasan dan berhenti mengharuskan orang dewasa untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif ketika memasuki ruang yang berpotensi ramai seperti restoran sehingga lebih banyak petugas kesehatan dan masyarakat yang dapat menanggapi perawatan di rumah yang berkembang pesat. [ab/uh]