Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negaranya Rabu (13/7), beberapa jam setelah ia menyatakan mundur dari jabatannya. Dilansir AP, Rajapaksa beserta istri dan dua pengawalnya dilaporkan pergi menggunakan pesawat militer Sri Lanka ke kota Male, Maladewa. Dikabarkan Rajapaksa akan melanjutkan perjalanannya ke Singapura.
Dalam sebuah pesan video, juru bicara parlemen mengatakan bahwa Rajapaksa telah memintanya untuk menjadi perdana menteri sebagai pengganti presiden sementara. Namun kabar ini justru membuat publik kembali marah. Masyarakat Sri Lanka kembali melancarkan protes yang ditujukan kepada perdana menteri Ranil Wickremesinghe untuk mundur dari jabatannya juga.
Aksi protes berlanjut ke kantor perdana menteri di mana sempat terjadi bentrokan dengan petugas yang melepaskan gas air mata.
Keluarga Rajapaksa termasuk mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa telah mendominasi perpolitikan negara dengan 22 juta populasi tersebut selama bertahun-tahun. Masyarakat Sri Lanka lantas menyalahkan keluarga Rajapaksa atas krisis ekonomi yang melanda negara mereka.
Krisis keuangan Sri Lanka pasca pandemi COVID-19 mengacaukan ekonomi Sri Lanka yang sangat bergantung pada pariwisata dan devisa pekerja asing. Sri Lanka diterpa permasalahan utang yang membengkak, naiknya harga bahan bakar hingga inflasi yang mencapai rekor 54.6% pada bulan Juni. Reuters melaporkan inflasi Sri Lanka diperkirakan akan mencapai 70% dalam beberapa bulan ke depan.