Amerika Serikat akan Kirim Ranjau Antipersonel ke Ukraina

FILE - Tanda peringatan internasional tentang ranjau tergantung di dekat ladang ranjau di Pangkalan Udara Bagram, 22 Maret 2002. (Mikhail Metzel/AP)

Rusia dan Ukraina, Rabu (20/11) saling melancarkan serangan drone yang luas. Sementara itu seorang pejabat Amerika mengukuhkan bahwa Amerika Serikat dalam waktu dekat akan memberikan ranjau antipersonel untuk digunakan oleh pasukan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya telah menembak jatuh sekitar 50 drone Ukraina. Pencegatan itu berlangsung di Novgorad, Kursk, Oryol, Belgorod, Tula, Tver, Bryansk, Moscow dan Smolensk.

Angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia menyerang dengan 122 drone, dan pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 56 di antaranya. Serangan udara itu menargetkan wilayah Ukraina di Cherkasy, Chernihiv, Dnipropetrovsk, Donetsk, Kharkiv, Khmelnytksyi, Kirovohrad, Kyiv, Mykolaiv, Poltava, Sumy, Zaporizhzhia dan Zhytomyr.

Pejabat Amerika Serikat itu, Selasa malam (19/11) mengatakan Amerika Serikat meminta komitmen Ukraina mengenai cara penggunaan ranjau antipersonelnya, dengan harapan senjata itu akan digunakan hanya di daerah-daerah Ukraina yang tidak dihuni warga sipil.

Pejabat itu juga menunjuk pada fungsi ranjau, yang disebut membutuhkan baterai untuk pengoperasiannya dan tidak akan meledak begitu baterai itu habis setelah periode beberapa jam hingga beberapa pekan.

Perkembangan ini menyusul pengerahan pertama rudal balistik jarak jauh yang dipasok Amerika Serikat oleh Ukraina dalam serangan terhadap Rusia.

Pasukan Ukraina menghantam gudang-gudang amunisi di wilayah Bryansk sebelum fajar pada hari Selasa dengan menggunakan rudal jarak jauh. Senjata itu telah lama diminta para pejabat Ukraina untuk menyerang daerah-daerah yang biasa digunakan Rusia untuk meluncurkan gelombang serangan roket dan drone setiap hari terhadap kota-kota Ukraina.

BACA JUGA: Ukraina Serang Rusia dengan Rudal ATACMS untuk Pertama Kali

Kedua pihak membantah efektivitas serangan itu, yang berlangsung dua hari setelah dilaporkan bahwa Presiden Joe Biden telah mengubah kebijakan Amerika Serikat dan menyetujui penggunaan rudal jarak jauh saat invasi Rusia ke Ukraina mencapai hari ke-1000.

Dua pejabat Amerika Serikat mengukuhkan kepada VOA hari Selasa bahwa kebijakan melarang Ukraina menggunakan senjata jarak jauh yang disediakan Amerika Serikat untuk menghantam target-target militer di wilayah Rusia “telah berubah.”

Kementerian pertahanan Rusia mengemukakan dalam sebuah pernyataan, “Angkatan bersenjata Ukraina semalam menyerang sebuah fasilitas di wilayah Bryansk” dengan enam roket Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) buatan AS, tetapi pasukan Rusia menembak jatuh lima di antaranya dan merusak satu lagi. Kementerian tersebut mengatakan pecahan roket yang meledak itu berjatuhan dan menimbulkan kebakaran di fasilitas militer, tetapi tidak ada korban jiwa.

Staf umum militer Ukraina mengemukakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa pasukannya telah “menyebabkan kerusakan akibat kebakaran” terhadap “gudang-gudang amunisi untuk pasukan penjajah Rusia” di Bryansk, sekitar 100 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Serangan itu menyebabkan “12 ledakan dan detonasi sekunder di area target,” kata pernyataan itu tanpa merinci apakah ATACMS digunakan. Tetapi seorang pejabat Ukraina, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas operasi yang sedang berlangsung, mengukuhkan penggunaan sistem senjata Amerika itu. [uh/ab]