Para pemimpin Israel sedang mempertimbangkan usul Mesir bagi sebuah genjatan senjata 18 bulan dan pertukaran tawanan dengan militan Hamas yang mengendalikan Jalur Gaza. Media Israel dan Arab mengatakan rencana itu mengusulkan Hamas membebaskan seorang tentara Israel dan sebagai imbalannya Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina, beberapa dituduh terlibat dalam serangan maut.
Dalam usul Mesir itu, Israel dan Mesir juga akan membuka paling sedikit dua lintasan perbatasan dengan Gaza, sehingga melonggarkan blokade terhadap wilayah miskin itu.
Hamas sudah menuntut pengakhiran blokade sebagai bagian dari sebuah gencatan senjata, dan Israel menuntut pembebasan tentaranya serta penghentian serangan dari Gaza.
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengecilkan makna laporan tentang hampir dicapainya persetujuan dengan Hamas, sementara pejabat Hamas Mahmoud al-Zahar juga menampik laporan tentang pertukaran tawanan dan disebutnya merupakan propaganda Israel.
Dalam berita terpisah, pemimpin oposisi Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Partai Likud yang dipimpinnya tidak akan mengembalikan Dataran Tinggi Golan kepada Siria apabila memenangkan pemilihan parlemen Selasa ini.
Netanyahu berbicara Minggu ketika melakukan lawatan kampanye ke dataran itu, yang berhasil dikuasai Israel dalam perang tahun 1967. Israel kemudian melakukan aneksasi wilayah itu, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh dunia internasional.
Netanyahu mengatakan hanya pemerintah yang dipimpin Likud bisa mempertahankan wilayah strategis itu tetap berada dalam kekuasaan Israel.
Siria menuntut penarikan penuh oleh Israel dari Dataran Golan sebagai kondisi bagi perdamaian.
Sementara, pemimpin Partai Kadima yang berkuasa, Tzipi Livni, tidak mengesampingkan kemungkinan penarikan Israel dari Golan dengan imbalan persetujuan perdamaian penuh dengan Siria.
Pejabat pemilihan Israel telah membuka TPS Sabtu sore, agar personil keamanan Israel bisa mulai memberikan suara.