Abdullah Klaim Menang dalam Sengketa Pilpres Afghanistan

Capres Afghanistan Abdullah Abdullah berbicara di hadapan ribuan pendukungnya di Kabul, Selasa (8/7).

Berbicara di Kabul, Abdullah mengatakan ia menolak hasil awal pilpres hari Senin yang menunjukkan saingannya, Ashraf Ghani unggul 13 persen.

Krisis politik di Afghanistan semakin keruh hari Selasa (8/7) setelah calon presiden Abdullah Abdullah menyatakan kemenangan dalam pemilu bulan lalu, meskipun hasil awal menunjukkan ia tertinggal dari saingannya Ashraf Ghani.

Berbicara di hadapan ribuan pendukungnya di Kabul, Abdullah mengatakan menolak hasil awal pemilu hari Senin yang menunjukkan Ghani unggul 13 persen.

Abdullah mengatakan “tidak diragukan” bahwa ia adalah pemenangnya dan tidak akan pernah mengakui apa yang disebutnya “pemerintah yang penuh kecurangan.”

Sementara itu, dalam usaha mengatasi tuduhan kecurangan dan klaim kemenangan calon presiden Abdullah Abdullah, dalam pemilu Afghanistan, Menteri Luar Negeri John Kerry akan berkunjung ke Kabul hari Jumat.

Presiden AS Barack Obama dan Menlu Kerry telah memperingatkan Abdullah Abdullah jangan mengeluarkan pernyataan kemenangan secara sepihak atau membentuk pemerintah “tandingan” seperti yang diancamkan oleh salah seorang calon wakilnya.

Dalam pernyataan hari Selasa di situs kedutaan besar Amerika di Kabul, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mendesak “peninjauan secara menyeluruh semua dugaan wajar kecurangan pemilu,” tetapi mengatakan tidak boleh ada kekerasan ataupun langkah-langkah diluar konstitusi.

Ia mengatakan “langkah apapun untuk merebut kekuasaan lewat tindakan diluar hukum akan mengakibatkan Afghanistan kehilangan dukungan dana dan keamanan dari Amerika dan masyarakat internasional.”

Sementara itu kekerasan berlanjut di Afghanistan timur hari Selasa, di mana para pejabat mengatakan pembom bunuh diri menewaskan 16 orang termasuk empat tentara asing.