Pada 24 Juni 2022, Mahkamah Agung AS membatalkan putusan hukum yang melegalkan aborsi secara nasional di Amerika, dan menyerahkan kebijakan mengenai hal itu ke tingkat negara bagian. Sejak saat itu, 21 negara bagian telah mengesahkan undang-undang yang membatasi aborsi.
Pada kampanye Donald Trump belum lama ini, Tracey Russo dan putrinya hadir sambil mengenakan kaus yang menunjukkan dukungan mereka kepada Trump.
“Saya pro-kehidupan, tetapi saya rasa orang-orang berhak [melakukan aborsi] secara aman jika mereka mau. […] Tetapi isu ini harus diatur negara bagian,” komentarnya.
Survei Gallup terbaru menunjukkan, pencabutan hak aborsi oleh Mahkamah Agung telah membangkitkan semangat para pemilih yang hanya menjadikan isu aborsi sebagai penentu pilihan mereka dalam pemilu, baik mereka yang pro maupun antiaborsi.
Lydia Saad, direktur penelitian sosial AS di Gallup, mengatakan melalui Zoom, “Kita melihat angka yang mencapai rekor sekarang, di mana 32 persen pemilih mengaku hanya akan memilih kandidat yang memiliki pandangan yang sama mengenai isu tersebut. Namun, kembali lagi, itu tidak banyak berubah di kalangan pendukung Partai Republik dan pemilih independen, angkanya benar-benar stabil sekitar 20-22 persen. Angka pendukung Partai Demokrat lah yang benar-benar melonjak.”
Salah seorang pendukung itu adalah Jayden D’Onofrio. “Kita telah melihat bahwa hak untuk melakukan aborsi dan mengisap ganja untuk rekreasi sangat penting bagi pemilih muda. Itulah yang menjadi perhatian utama mereka, terutama hak untuk aborsi,” tandasnya.
Mei lalu, Florida memberlakukan salah satu legislasi paling ketat mengenai aborsi. Negara bagian tempat tinggal Jayden itu menetapkan bahwa aborsi yang dilakukan pada kandungan yang berusia lebih dari enam minggu adalah tindakan yang melawan hukum.
Your browser doesn’t support HTML5
Presiden AS Joe Biden menyebut undang-undang yang tambal sulam itu sebuah “kekacauan”. “Seharusnya tidak penting di wilayah mana Anda tinggal di Amerika, [karena] ini bukan soal hak negara bagian. Ini soal hak perempuan,” ungkap Biden pada 23 April lalu.
“Orang yang paling bertanggung jawab mencabut kebebasan ini di Amerika adalah Donald Trump!,” katanya pada kesempatan berbeda, 24 Januari 2024.
Biden sendiri mempunyai pandangan yang rumit mengenai aborsi, karena agama yang dianutnya, Katolik. Pekan lalu, ia bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan. Katolik mengajarkan bahwa aborsi adalah tindakan yang tidak bermoral, tetapi para penganutnya memiliki pandangan beragam.
Your browser doesn’t support HTML5
Sementara itu, mantan Presiden Donald Trump memuji keputusan Mahkamah Agung yang melarang aborsi pada tingkat nasional. “Anda harus mengikuti kata hati Anda dalam isu ini. Namun ingat, Anda juga harus memenangkan pemilu untuk memulihkan budaya kita, bahkan menyelamatkan negara kita, yang sayangnya saat ini sedang mengalami kemunduran,” tutur Trump, 8 April lalu.
Lydia Saad dari Gallup mengatakan, menarik untuk mengamati apakah keputusan Mahkamah Agung akan mengubah suara pemilih pada pilpres November mendatang atau sebatas memotivasi pemilih untuk menggunakan hak suara mereka. [rd/ka]