Berbagai upaya untuk membuka akses kemanusiaan untuk jutaan warga Sudan yang sangat membutuhkan bantuan terus berlangsung. Akan tetapi perundingan gencatan senjata tetap terbengkalai karena Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) masih menolak untuk mengirim delegasi ke perundingan perdamaian yang disponsori AS, kata para pejabat AS.
Utusan khusus AS untuk Sudan Tom Perriello, pada Senin (19/8), mengatakan kepada para wartawan dalam pengarahan di Jenewa bahwa mengingat urgensi krisis Sudan, para delegasi dari PBB, Uni Afrika, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah bekerja “sepanjang malam” mengenai isu-isu terkait bantuan kemanusiaan dan perlindungan warga sipil.
Perriello mengatakan hal tersebut membuahkan hasil karena militer Sudan telah setuju untuk membuka pos perbatasan Adre dengan Chad agar makanan dan pasokan bantuan lainnya dapat memasuki wilayah Darfur yang dilanda konflik.
“Bersama dengan banyak kolega diplomatik dan kemanusiaan di seluruh dunia, kami kini siap menyambut pembukaan Adre dengan 100 truk siap berangkat sedini mungkin besok hari [hari ini.red] untuk sesuatu yang kerap memerlukan waktu berpekan-pekan, bahkan berbulan-bulan [untuk melakukannya],” ujarnya. “Dan itu berarti kita dapat melihat makanan dan obat-obatan mencapai daerah-daerah seperti kamp Zamzam, di mana lebih dari 400.000 orang menghadapi kelaparan dan kelangkaan bahan makanan.”
BACA JUGA: Pekerja Bantuan Peringatkan Situasi Keamanan yang Memburuk di Darfur, SudanMeskipun hanya paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang hadir dalam pembicaraan perdamaiana, Perriello mengatakan bahwa perundingan aktif telah berjalan dengan kedua pihak yang berperang sejak pembicaraan dimulai pada 14 Agustus.
“Kami telah bekerja secara virtual melalui telepon dengan militer [Sudan] untuk mempercepat kemajuan yang menyelamatkan nyawa warga Sudan,” katanya dan menambahkan bahwa “jika delegasi militer di sini, saya jamin kami akan membuahkan lebih banyak hasil untuk rakyat Sudan terkait akses kemanusiaan dan perlindungan warga sipil daripada yang dapat kami lakukan melalui telepon.”
Ia mengatakan pembicaraan itu memprioritaskan pembukaan koridor kemanusiaan di tiga ruas jalan – perlintasan perbatasan Adre, Jalan Dabar dan pembukaan persimpangan Sennar serta Negara Bagian Sennar. Ini, katanya, “secara bersama-sama akan memastikan 20 juta orang yang saat ini sebagian besar atau seluruhnya terputus dari akses terhadap makanan dan obat-obatan akan bisa mendapatkan bantuan itu.” [uh/ka]