Kepala keamanan nasional Afghanistan Selasa (6/7) mengatakan “masalah-masalah yang mengganggu" akibat penarikan pasukan asing pimpinan AS menjadi penyebab perebutan cepat teritori oleh Taliban baru-baru ini dan pemerintah Afghanistan berupaya mengatasinya.
Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan semua tentara Amerika untuk meninggalkan negara Asia Selatan yang dilanda perang itu pada 11 September guna mengakhiri keterlibatan militer AS selama hampir 20 tahun di sana yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price dalam briefing, Selasa, kepada media mengatakan meskipun menarik pasukannya namun AS tetap berkomitmen membantu Afghanistan.
BACA JUGA: Pasukan Afghanistan Melarikan Diri, Tajikistan Perkuat PerbatasanPara mitra NATO mengikuti keputusan penarikan pasukan AS. Penarikan militer, yang dimulai pada 1 Mei itu sebagian besar selesai dan diharapkan akan selesai pada akhir Agustus. Sejak Mei, hampir sepertiga dari 400 lebih distrik Afghanistan telah jatuh ke tangan Taliban karena pasukan pro-pemerintah yang kehilangan dukungan udara penting AS, mundur atau menyerah.
“Kami mengalami beberapa gangguan sebagai akibat dari kemunduran dan tekanan tambahan pada angkatan udara Afghanistan. … Ini adalah beberapa masalah mengganggu, yang kami hadapi ,” kata Hamdullah Mohib, penasihat keamanan nasional Afghanistan kepada wartawan di Kabul.
BACA JUGA: Panglima Tentara AS Khawatir dengan Kemajuan TalibanPenasihat itu menjelaskan kurangnya sumber daya, terutama terkait angkatan udara Afghanistan, mempersulit pihak berwenang untuk mempertahankan pasokan yang sangat dibutuhkan ke pangkalan keamanan terpencil setelah pasukan asing mulai menarik diri dari negara itu.
“Daerah-daerah itu berada di bawah tekanan dan cara, suksesi dan waktu penarikan itu membuat orang khawatir,” tegas Mohib. [my/jm]