Sejumlah pejabat Afghanistan mengatakan, Senin (24/2), seorang pasien yang baru-baru ini mengunjungi negara tetangganya, Iran, terbukti positif tertular virus korona dan ia kini ditempatkan di ruang isolasi di sebuah rumah sakit di perbatasan barat Provinsi Herat.
Pemberitahuan itu muncul sementara wabah penyakit yang disebut COVID-19 ini telah menewaskan sedikitnya 12 orang di Iran dan menginfeksi puluhan lainnya sejak Rabu lalu, ketika negara tersebut mengumumkan kasus pertamanya.
Menteri Kesehatan Publik Afghanistan Ferozuddin Feroz mengatakan kepada wartawan di Kabul, keadaan darurat telah diberlakukan di Herat dalam usaha untuk menghentikan penyebaran virus korona. “Saya meminta orang-orang untuk berusaha tidak ke luar rumah dan membatasi aktivitas mereka,” katanya.
Pemerintah Afghanistan, Sabtu (22/2), telah menghentikan semua perjalanan udara dan darat ke dan dari Iran, beberapa jam setelah pihak berwenang di provinsi perbatasan itu mendeteksi tiga orang yang diduga tertular virus korona. Afghanistan juga menghentikan impor produk-produk unggas Iran, terutama ayam dan telur.
Feroz mengatakan, satu dari ketiga kasus itu dikukuhkan sebagai kasus virus korona. Ketiga orang itu sebelumnya mengunjungi kota suci Iran, Qom, yang menjadi pusat wabah.
Banyak pihak mengkhawatirkan, wabah virus korona bisa menjadi masalah serius bagi pihak berwenang di Afghanistan. Peperangan yang telah berlangsung bertahun-tahun dan korupsi, telah mengubah sistem layanan kesehatan yang sangat memprihatinkan menjadi salah satu yang terburuk di dunia. [ab/uh]