Afrika yang kekurangan vaksin berharap mendapatkan lebih banyak dosis vaksin COVID-19, karena perusahaan farmasi Afrika Selatan hampir mendekati fase sebagai negara pertama di Afrika yang mendistribusikannya untuk dijual di seluruh benua itu.
Johnson & Johnson yang berbasis di AS mengatakan akan segera memberikan lisensi kepada Aspen Pharmacare, pembuat obat terbesar di Afrika, untuk memproduksi “vaksin COVID-19 Afrika” yang disebut Aspenovax.
Aspen Pharmacare tidak akan membuat vaksinnya sendiri tetapi akan mengemas dan menjual vaksin yang diproduksi Johnson & Johnson segera pada awal tahun 2022. Perusahaan ini memiliki pabrik di Afrika Selatan yang telah mendistribusikan vaksin Johnson & Johnson secara nasional.
BACA JUGA: Sekjen PBB: Ketimpangan Distribusi Vaksin COVID adalah Hal ‘Bodoh’Kesepakatan yang diusulkan itu akan secara signifikan meningkatkan pasokan di Afrika, yang mengalami kekurangan vaksin serius, dan menghadapi penyebaran varian baru omicron.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan hanya 3% orang Afrika yang divaksinasi sepenuhnya.
Afrika telah menjadi fokus dari apa yang dikatakan para pejabat Afrika sebagai ketidakadilan vaksin, karena negara-negara Barat memprioritaskan pendistribusian vaksin di negara mereka sendiri. Statistik menunjukkan suntikan penguat atau Booster di Barat jauh melebihi jumlah vaksin pertama di beberapa negara-negara di kawasan Afrika selatan, .
“Tingkat vaksinasi COVID-19 di Afrika secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan yang terlihat di negara-negara berpenghasilan tinggi, dan kita perlu melakukan sesuatu yang berbeda,” kata Adrian Thomas, Wakil Presiden Johnson & Johnson untuk urusan global.
Kesepakatan distribusi dengan Aspen Pharmacare itu akan memberikan akses yang sama bagi warga Afrika dan harga yang adil, kata perusahaan itu. [my/lt]