Dua survei berbeda mengenai pandemi COVID-19 memberi analisis yang suram dan serius.
Salah satu survei menyebutkan bahwa angka 5 juta kematian global akibat COVID-19 yang diterima secara luas kemungkinan besar lebih kecil dari angka sesungguhnya dan kemungkinan tercapai jauh lebih cepat daripada tanggal 1 November lalu, ketika Johns Hopkins Resource Center mengumumkan angka tersebut. Survei lainnya memberikan analisis statistik pandemi yang lebih serius, antara lain fakta bahwa 50 juta orang terinfeksi virus corona setiap 90 hari.
Reuters memberi gambaran lebih jelas dengan mengingatkan bahwa perlu hampir satu tahun untuk mencatat 50 juta pertama kasus COVID-19. Angka yang tinggi sekarang ini adalah karena varian Delta yang sangat mudah menular, kata Reuters.
Jumlah kasus di Rusia, Ukraina dan Yunani “telah mencapai atau mendekati angka rekor kasus yang dilaporkan sejak pandemi dimulai dua tahun silam,” menurut Reuters, dengan infeksi baru terus meningkat di 55 dari 240 negara.
Investigasi Reuters juga mengungkapkan statistik mengenai ketimpangan akses ke vaksin, termasuk lebih dari separuh populasi dunia belum mendapatkan satu pun dosis vaksin COVID-19 dan kurang dari 5 persen populasi di negara-negara berpenghasilan rendah yang telah menerima satu dosis vaksin COVID-19.
Jumlah kematian di beberapa negara mungkin berlipat kali lebih tinggi daripada laporan resmi pemerintah, menurut majalah Economist. Menurut majalah itu, ada beberapa alasan untuk memberi angka yang jauh lebih kecil. Beberapa lokasi tidak memasukkan angka pasien yang tidak dites positif COVID-19 sebelum meninggal dalam jumlah kematian akibat COVID-19. Selain itu, rumah sakit dan pemerintah setempat tidak selalu memproses surat keterangan kematian dengan segera. Tambahan pula, orang-orang yang meninggal di rumah mungkin tidak dimasukkan dalam penghitungan COVID-19.
Sebuah dewan kota di bagian utara California telah mendeklarasikan diri sebagai sebuah “republik konstitusional” sebagai cara untuk menyatakan ketidakpuasannya dengan apa yang dianggapnya sebagai sikap pemerintah negara bagian dan pemerintah federal yang melampaui batas dalam mengeluarkan mandat, termasuk penggunaan masker, yang dimaksudkan untuk memerangi pandemi COVID-19.
Para pakar hukum menyatakan langkah dewan kota Oroville itu tidak memungkinkan Oroville untuk memilih tidak mengikuti mandat tersebut.
Warga yang telah divaksinasi penuh di negara bagian New South Wales, Australia, menikmati pencabutan sejumlah restriksi terkait COVID pada hari Senin (8/11), termasuk di antaranya penghapusan batas jumlah pengunjung ke rumah.
Para profesional kesehatan di India menghadapi lonjakan kasus virus corona setelah festival tahunan Diwali yang dimulai pada hari Kamis lalu.
Dr. Prakash Singh, seorang pakar virologi, mengatakan kepada The New York Times, “Untuk Diwali ini, orang-orang hampir lupa bahwa virus masih ada dan membunuh orang-orang.” [uh/ab]