Afrika Selatan yang mempunyai jumlah penularan HIV tertinggi di dunia, berhasil mencatat kemajuan besar dalam memberantas HIV/AIDS.
Para pejabat kesehatan Afrika Selatan menyampaikan berita sangat baik – khususnya dalam hal berkurangnya penularan HIV dari ibu ke anak dan mereka hampir mencapai tujuan, yakni laju penularan menjadi hanya dua persen menjelang tahun 2015.
Dr. Ameena Goga dari Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan mengatakan, “Tingkat pemaparan di kalangan anak-anak tahun 2011 sama dengan tingkat pemaparan tahun 2010. Tetapi tingkat penularan HIV pasca-melahirkan delapan minggu turun dari 3,5 persen tahun 2010 menjadi 2,7 persen tahun 2011, dan ini adalah penurunan penting dalam penularan HIV pasca-melahirkan.”
Setelah bertahun-tahun meremehkan bahaya kesehatan umum yang diakibatkan oleh virus AIDS, Afrika Selatan kini secara agresif mendukung program-program kampanye sadarAIDS , kondom bebas, tes AIDS bagi perempuan hamil dan menggelar program sektor umum terbesar dunia untuk pengobatan dengan obat anti-retroviral bagi mereka yang tertular.
Namun, tidak semua berita itu baik. Menteri Kesehatan Afrika Selatan Dr. Aaron Motsoaledi mengatakan kepada wartawan di Johannesburg hari Kamis bahwa 60 persen penderita HIV/AIDS adalah perempuan dan mereka harus menjadi fokus utama untuk mengatasi epidemi itu di negara itu.
“Ini berarti, kami perlu menghadapi secara pasti isu-isu struktural yang berdampak pada kehidupan perempuan dan anak-anak perempuan khususnya. Akses ke pendidikan bagi para perempuan muda, membuat mereka bersekolah selama mungkin, dan membuka lapangan kerja bagi perempuan sangat penting dalam upaya pemberantasan epidemi ini, dan program-program baru kami harus digerakkan ke arah ini,” papar Motsoaledi.
Afrika Selatan telah membuat langkah-langkah positif dalam jangka pendek setelah secara radikal mengubah pendekatannya terhadap AIDS di bawah kepemimpinan Motsoaledi. Menteri Kesehatan sebelumnya yakin bahwa penyakit itu bisa ditangani dengan obat-obatan alternatif, seperti bawang putih dan bit. Mantan presiden Thabo Mbeki menyangkal penyakit itu sebagai masalah dan melarang penggunaan obat-obatan antiretroviral yang bisa menyelamtkan nyawa di fasilitas-fasilitas kesehatan umum.
Presiden Jacob Zuma mengambil kebijakan-kebijakan berbeda. Ia memberi contoh dengan secara umum bersedia melakukan beberapa tes HIV yang hasilnya adalah negatif.
Motsoaledi mendesak semua orang agar melakukan tes HIV rutin dalam upaya membendung epidemi itu dan menghilangkan diskriminasi atas penderita penyakit itu.
Afrika Selatan punya penderita HIV tertinggi di dunia, karena lebih dari 5,5 juta orang hidup dengan penyakit itu atau lebih dari 17 persen penduduk.
Dr. Ameena Goga dari Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan mengatakan, “Tingkat pemaparan di kalangan anak-anak tahun 2011 sama dengan tingkat pemaparan tahun 2010. Tetapi tingkat penularan HIV pasca-melahirkan delapan minggu turun dari 3,5 persen tahun 2010 menjadi 2,7 persen tahun 2011, dan ini adalah penurunan penting dalam penularan HIV pasca-melahirkan.”
Setelah bertahun-tahun meremehkan bahaya kesehatan umum yang diakibatkan oleh virus AIDS, Afrika Selatan kini secara agresif mendukung program-program kampanye sadarAIDS , kondom bebas, tes AIDS bagi perempuan hamil dan menggelar program sektor umum terbesar dunia untuk pengobatan dengan obat anti-retroviral bagi mereka yang tertular.
Namun, tidak semua berita itu baik. Menteri Kesehatan Afrika Selatan Dr. Aaron Motsoaledi mengatakan kepada wartawan di Johannesburg hari Kamis bahwa 60 persen penderita HIV/AIDS adalah perempuan dan mereka harus menjadi fokus utama untuk mengatasi epidemi itu di negara itu.
“Ini berarti, kami perlu menghadapi secara pasti isu-isu struktural yang berdampak pada kehidupan perempuan dan anak-anak perempuan khususnya. Akses ke pendidikan bagi para perempuan muda, membuat mereka bersekolah selama mungkin, dan membuka lapangan kerja bagi perempuan sangat penting dalam upaya pemberantasan epidemi ini, dan program-program baru kami harus digerakkan ke arah ini,” papar Motsoaledi.
Afrika Selatan telah membuat langkah-langkah positif dalam jangka pendek setelah secara radikal mengubah pendekatannya terhadap AIDS di bawah kepemimpinan Motsoaledi. Menteri Kesehatan sebelumnya yakin bahwa penyakit itu bisa ditangani dengan obat-obatan alternatif, seperti bawang putih dan bit. Mantan presiden Thabo Mbeki menyangkal penyakit itu sebagai masalah dan melarang penggunaan obat-obatan antiretroviral yang bisa menyelamtkan nyawa di fasilitas-fasilitas kesehatan umum.
Presiden Jacob Zuma mengambil kebijakan-kebijakan berbeda. Ia memberi contoh dengan secara umum bersedia melakukan beberapa tes HIV yang hasilnya adalah negatif.
Motsoaledi mendesak semua orang agar melakukan tes HIV rutin dalam upaya membendung epidemi itu dan menghilangkan diskriminasi atas penderita penyakit itu.
Afrika Selatan punya penderita HIV tertinggi di dunia, karena lebih dari 5,5 juta orang hidup dengan penyakit itu atau lebih dari 17 persen penduduk.