Afrika Selatan Desak Mahkamah Internasional Perintahkan Gencatan Senjata di Gaza

  • Associated Press

Warga Palestina yang pergi meninggalkan Rafah tiba di Khan Yunis beserta barang bawaan mereka, pada 15 Mei 2024. (Foto: AFP)

Afrika Selatan pada Kamis (16/5) mendesak Mahkamah Internasional (ICJ), pengadilan tertinggi di PBB, untuk memerintahkan gencatan senjata di Gaza. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan yang membahas tentang langkah-langkah darurat untuk menghentikan operasi militer Israel di Kota Rafah di selatan Gaza.

"Kami meminta pemberlakukan perintah sementara karena situasi di seluruh Gaza, khususnya di Rafah, telah berubah secara drastis sejak terakhir kali kami datang ke pengadilan," ujar Direktur Jenderal Departemen Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan, Zane Dangor. Posisi tersebut setara dengan Menteri Luar Negeri di Afrika Selatan.

Itu adalah ketiga kalinya Mahkamah Internasional mengadakan sidang mengenai konflik di Gaza sejak Afrika Selatan mengajukan tuntutan kepada pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, pada bulan Desember lalu. Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida.

Menurut permintaan terbaru, perintah awal pengadilan sebelumnya tidak cukup untuk menangani "tindakan genosida Israel di Rafah, bahwa Israel harus menghentikan tindakan genosida di Gaza," kata Dangor kepada para wartawan.

BACA JUGA: Militer AS: Dermaga untuk Salurkan Bantuan ke Gaza Sudah Siap

Israel akan diberi kesempatan untuk menjawab tuduhan tersebut pada hari Jumat (17/5).

Dangor menegaskan kembali bahwa tim hukum Afrika Selatan mendorong pengadilan untuk "menggunakan kekuatannya dengan cara yang jelas" untuk menghentikan serangan Israel.

Perang Israel-Hamas di Gaza berawal dari serangan kelompok militan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya ke selatan Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 warga Israel. Hamas juga menculik sekitar 250 orang, yang sebagian besar telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata pertama November lalu.

Israel melancarkan serangkaian serangan balasan lewat darat dan udara ke Gaza, wilayah yang dikelola Hamas. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan hingga hari Kamis (16/5) lebih dari 35.000 warga tewas, di mana 52% diantaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sementara lebih dari 75.000 lainnya mengalami luka-luka. [em/rs]