Penasihat keamanan kepresidenan Afrika Selatan, Sabtu (13/5), menepis tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Afrika Selatan memasok senjata kepada Rusia dengan menekankan negara itu “secara aktif tidak berpihak dalam perang Rusia melawan Ukraina.” Tuduhan AS itu sempat merembet hingga menyebabkan krisis diplomatik.
Duta Besar AS untuk Afrika Selatan pada Kamis (11/5) mengatakan dia yakin kapal Rusia yang terkena sanksi AS mendapatkan pasokan senjata dari sebuah basis dekat Cape Town, Ibu Kota Afrika Selatan pada Desember 2022. Sejumlah pejabat AS “sangat khawatir” bahwa Afrika Selatan tidak menghormati kebijakan non-blok atau netralitas yang pernah diumumkannya, imbuh Brigety.
Sydney Mufamadi, penasihat keamanan Presiden Cyril Ramaphosa, menekankan prinsip netralitas dalam konflik tersebut. Bulan lalu, Mufamadi memimpin delegasi melawat ke AS.
“Kami perlu menjelaskan bahwa kami memegang prinsip non-blok secara aktif terkait konflik itu (perang Rusia-Ukraina),” kata Mufamadi dalam konferensi pers daring.
“Kami akan memastikan bahwa jika perang pecah, sumbangan kami akan selalu diperhitungkan untuk membantu pihak-pihak dan individu-individu lain yang bertujuan menghentikan konflik.”
BACA JUGA: Afrika Selatan Panggil Dubes AS soal Tuduhan Pengiriman Senjata ke RusiaPada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia sudah berbicara dengan Ramaphosa dan mendesak Ramaphosa untuk menerapkan rencana perdamaian Kyiv untuk mengakhiri perang. Moskow menolak poin-poin dasar dalam rencana itu yang meminta Rusia untuk menyerahkan semua wilayah yang diduduki.
“Siapa saja yang membantu penyerang dengan senjata akan menjadi kaki tangan dengan segala konsekuensinya,” kata Zelenskyy dalam pernyataan melalui video dari Roma, Italia, sehari setelah Ramaphosa berbicara dengan Presiden Vladimir Putin.
Afrika Selatan memilih abstain dalam pemungutan suara resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengutuk perang itu. [ft/ah]