Seniman pembangkang China, Ai Weiwei, mewawancarai pengungsi Gaza untuk film dokumenter mengenai krisis pengungsi dunia.
Ia mengunjungi para migran di Eropa dan Timur Tengah, mengadakan acara-acara untuk menarik perhatian mengenai penderitaan mereka.
Dalam kunjungannya ke Gaza minggu ini, Ai Weiwei mewawancarai orang-orang Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat perang tahun 2014.
“Seperti yang kita semua ketahui, warga Palestina termasuk populasi pengungsi terbesar yang paling lama dalam sejarah. Di Gaza sekarang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan kami datang untuk menyertakan warga Palestina dalam film kami,” ujarnya.
Ai Weiwei juga mengunjungi pinggiran Kota Gaza yang mendapat serangan bom bertubi-tubi dari Israel dua tahun lalu sebagai pembalasan atas serangan-serangan roket dari jalur Gaza yang berpenduduk Palestina. Ia juga pergi ke perbatasan Mesir-Gaza di Rafah yang umumnya ditutup selama tiga tahun terakhir.
“Kondisi di sini sangat menyedihkan. Gaza benar-benar menderita akibat isolasi ini dan blokade dari segala arah, kondisi hidup serta situasi serta keseluruhan, hak untuk bergerak semuanya dilarang. Saya kira ini benar-benar sebuah krisis,” ujarnya.
Ai Weiwei, perancang stadion Beijing terkenal yang dinamakan “Sarang Burung,” yang menarik perhatian dunia selama Olimpiade Musim panas 2008, berada dalam tahanan rumah di China selama beberapa tahun sampai 2015.
Dalam beberapa bulan terakhir ini ia berada di Eropa untuk berkampanye atas nama pengungsi dan migran.
“Saya bisa melihat bagaimana Eropa tidak bertindak sebagai masyarakat yang bisa menawarkan bantuan yang sangat penting ini atau bersimpati kepada orang-orang yang tidak beruntung itu. Benar-benar ujian bagi kemanusiaan dan kondisi hak asasi manusia kita,” ujar Ai Weiwei.
Pada bulan Januari, ia mempersingkat pameran di Kopenhagen untuk memprotes rancangan undang-undang kontroversial yang memungkinkan pihak berwenang merampas barang-barang bernilai dari pencari suaka guna membantu hidup mereka.
Ia mengirim sebuah piano putih ke sebuah kamp penampungan kumuh di perbatasan Yunani dan Makedonia sehingga salah seorang dari mereka bisa memainkannya bagi orang-orang yang terperangkap di sana.
Seniman pembangkang itu mengatakan awaknya sejauh ini telah memfilmkan lebih dari 600 jam wawancara dengan para migran, politisi, pendeta dan kelompok non pemerintah yang terlibat dalam krisis itu. Film tersebut dijadwalkan untuk dirilis tahun depan. [my/al]