Airbus Mencari Mitra Baru untuk Perluas Pasar Antariksa AS

Pop.Up.Next, sebuah purwarupa dirancang oleh Audi, Airbus, dan Italidesign diperagakan di Amsterdam Drone Week di Amsterdam, Belanda, Selasa, 27 November 2018

Divisi pertahanan Airbus tengah mencari mitra-mitra baru untuk memperluas kehadirannya di pasar antariksa AS yang terus tumbuh, dan berpotensi untuk membangun komponen-komponen untuk program misi ke bulan di sana, demikian keterangan CEO Airbus Defense and Space, Dirk Hoke, kepada Reuters.

Airbus meningkatkan kemampuan produksi lebih dari 640 satelit seukuran kulkas untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi OneWeb di sebuah fasilitas di Florida, yang menurut keterangan Hoke akan memberi daya ungkit kepada Airbus di pasar AS.

Perusahaan dapat juga memproduksi komponen-komponen di AS untuk bagian penting wahana antariksa Orion NASA yang disebut European Support Module, apabila bagian itu dimodifikasi sebagai sebuah modul untuk mencapai bulan, ujar Hoke kepada Reuters di Pameran Dirgantara Paris.

“Kami juga tengah mencari para mitra baru, dengan siapa kami akan dapat mengembangkan kehadiran kami di AS,” ujarnya. “Kami memiliki berbagai produk dan sistem dengan kualitas yang sangat baik, jadi layak untuk melihat apa yang dapat kita lakukan apa yang saat kami lakukan di Eropa.”

Divisi pertahanan dan antariksa Airbus sudah lama berharap untuk mengemgangkan operasinya di pasar AS, namun kalah bersaing dengan Boeing terkait kontrak peswat pengisi bahan bahar yang menggiurkan untuk AU AS di tahun 2011.

Perusahaan itu, yang membangun satelit dan bekerja dengan Safran asal Perancis untuk membangun peluncur roket, saat ini berharap, ekonomi “antariksa baru” yang diproyeksikan, yang menurut para pakar dapat bernilai $1 triliun setahun, dapat memberikan kesempatan yang lain dengan peran yang lebih besar di AS.

Hoke menyalahkan ketidakmapuan para pemimpin Eropa karena tidak dapat mengartikulasikan visi yang jelas, dan terpadu untuk semua ambisinya dalam bisnis antariksa, dn mengatakan pada intinya menyerahkan kepempimpinan pada AS dan investor sekaligus miliarder swasta, seperti Elon Musk.

“Ini lebih dari sekedar lomba di antara para miliarder untuk misi ke Mars. Ini adalah tentang kemampuan untuk memiliki akses kedaulatan ke antariksa, memiliki akses ke sumbedaya dalam jangka panjang, dan sudah pasti, sayangnya, ini juga sebuah pertanyaan tentang pertahanan.”

Ketidak mampuan untuk mengambil tindakan dan memulai penelitian baru dan program pengembangan akan meninggalkan Eropa “di posisi kedua dan ketiga,” ujarnya, dengan mencatat, ini juga akan menyebabkannya langkanya mereka yang sangat berbakat.

Rick Ambrose, kepala divisi antariksa produsen persenjataan AS, Lockheed Martin, kontraktor utama dari wahana angkasa Orion, menuturkan kepada Reuters perusahaanya berada pada tahap awal diskusi dengan Airbus tentang kemungkinan untuk mengadaptasi European Space Module untuk membawa manusia kembali ke bulan dan kembali ke stasiun angkasa yang mengorbit bulan.

Menurut Ambrose belum ada keputusan yang diambil, namun itu adalah sebuah “kesimpulan logis” bahwa beberapa perlengkapan yang dikembangkan oleh Airbus untuk wahana angkasa Orion dapat digunakan untuk mencapai tujuan Presiden Donald Trump mengembalikan manusia kembali ke permukaan bulan menjelang tahun 2024.

“Kembali ke bulan menjelang tahun 2024 artinya …. Kami harus menggunakan segalanya yang dapat digunakan ulang apa yang dapat kami gunakan ulang,” ujarnya dalam Pameran Dirgantara Paris. [ww]