Pelaku Poligami di AS Terinspirasi Legalisasi Pernikahan Sesama Jenis

  • Associated Press

Salt Lake Temple, di Salt Lake City, Utah, gereja Mormon terbesar di AS.

Nathan Collier mengatakan ia terinspirasi oleh keputusan Mahkamah Agung AS yang melegalkan pernikahan sesama jenis untuk meminta surat nikah sehingga ia dapat dengan sah menikahi isteri keduanya.

Nathan Collier dan kedua isterinya, Victoria dan Christine, mengajukan permohonan surat nikah tersebut di pengadilan Yellowstone County di Billings, negara bagian Montana. Montana, seperti halnya 49 negara bagian AS lainnya, melarang bigami - kepemilikan lebih dari satu surat nikah - tapi Collier mengatakan ia akan mengajukan tuntutan ke pengadilan bila permohonannya ditolak.

"Ini adalah soal persamaan hak untuk menikah," kata Collier kepada Associated Press. "Anda tidak dapat melakukannya tanpa memperbolehkan poligami."

Petugas Yellowstone County pada awalnya menolak permohonan Collier, namun kemudian mengatakan mereka akan berkonsultasi dengan kantor kejaksaan sebelum memberikan keputusan mereka, ujar Collier.

Salah seorang jaksa perdata setempat, Kevin Gillen, mengatakan ia sedang meninjau kembali hukum anti bigami di Montana dan akan memberikan hasil resminya kepada Collier pekan depan.

"Saya rasa ia berhak mendapat jawabannya," kata Gillen, tapi menambahkan bahwa peninjauan kembalinya sejauh ini menyimpulkan "hukum yang ada belum menjamin perlindungan bagi poligami."

Keputusan Mahkamah Agung AS, Jumat, menjadikan pernikahan sesama jenis legal di seluruh Amerika Serikat. Kepala Hakim Agung John Roberts, yang menentang legalisasi ini, mengatakan dalam opininya, bahwa mereka yang menjalin hubungan poligami dapat mengajukan argumen hukum yang sama bahwa tidak adanya pengakuan terhadap hak mereka untuk menikah sebagai sebuah bentuk perendahan terhadap mereka.

Collier, 46 tahun, mengatakan opini Hakim Agung Roberts tersebut sebagai inspirasi baginya. Collier, seorang pengusaha kulkas di Billings menikahi Victoria, 40 tahun, tahun 2000. Collier dan isteri keduanya, Christine, menikah secara agama tahun 2007 tapi tidak menandatangani surat nikah mereka untuk menghindari tuduhan bigami, katanya.

Collier mengatakan ia mantan pemeluk agama Mormon yang diusir dari komunitas tersebut karena poligami dan untuk saat ini, tidak bergabung dengan kelompok agama manapun. Ia mangatakan ia dan isteri-isterinya menyembunyikan hubungan mereka selama bertahun-tahun, tetapi ia lelah bersembunyi dan tampil di sebuah acara realitas "Sister Wives," yang ditayangkan di sebuah televisi kabel.

Collier dan isteri-isterinya memiliki tujuh anak kandung dan dari pernikahan sebelumnya.

"Isteri kedua saya, Christine, yang tidak saya nikahi secara sah , sudah sangat sabar. Ia pantas mendapatkan pengakuan di mata hukum," katanya.

Collier mengatakan ia mengirim email ke ACLU - organisasi yang memperjuangkan hak-hak sipil di Amerika - cabang Montana untuk mendampinginya bila ia mengajukan tuntukan hukum. Jim Taylor, salah seorang direktur ACLU, mengatakan mereka belum menerima permintaan tersebut.

Taylor mengatakan ia tidak punya pendapat mengenai kasus Collier, walaupun keputusan Mahkamah Agung mengenai pernikahan sesama jenis, menurutnya, "adalah mengenai sesuatu yang sangat berbeda."

Anne Wilde, salah seorang pendiri organisasi yang mengadvokasi poligami Principle Voices yang terletak di negara bagian Utah, mengatakan permohonan Collier adalah satu-satunya yang ia ketahui di AS sejauh ini, dan bahwa kebanyakan keluarga poligami di Utah tidak berusaha menuntut hak untuk memiliki lebih dari satu surat nikah.

"Sembilan puluh persen atau lebih pemeluk Mormon fundamentalis tidak menginginkan legalisasi, mereka menginginkan (poligami) tidak lagi menjadi sesuatu yang kriminal," Wilde. Mormon adalah sebuah mazhab Kristen bagi pengikut gerakan Orang Suci Zaman Akhir. Gerakan agama ini berpusat di Utah, AS, walaupun sebagian besar pengikut Mormon berada di luar Amerika Serikat.

Seorang hakim federal menolak sebagian dari UU anti poligami Utah dua tahun lalu, menyatakan bahwa UU tersebut melanggar amandemen konstitusi dengan melarang pasangan untuk hidup bersama. Namun bigami masih ilegal di AS.

Negara bagian Utah telah mengajukan banding terhadap keputusan tersebut, dan kasus ini sedang menanti keputusan di pengadilan banding.

Wilde mengatakan bahwa kebanyakan pasangan poligami puas dengan keputusan hakim federal dan membawanya lebih jauh dengan meminta hak untuk memiliki lebih dari satu surat nikah kemungkinan tidak akan membawa hasil yang diinginkan.

Tapi ia mengatakan keputusan Mahkamah Agung mengenai pernikahan gay akan memperkuat kemungkinan mereka memenangkan kasus ini.

"Kami berharap keputusan Mahkamah Agung akan menunjukkan arah bangsa ini," katanya. "Arah yang lebih liberal, dan lebih memahami bahwa orang dapat membentuk keluarga dengan cara yang mereka inginkan."