Aksi Pemuda Muslim di Solo Tolak ISIS

  • Yudha Satriawan

Aksi pemuda Muslim di Solo tolak ISIS, di depan Balaikota Solo, Senin siang, 23 Maret 2015 (VOA/Yudha Satriawan)

Sekelompok pemuda yang terdiri sekitar 30an orang, meneriakkan yel-yel mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika, di depan Balaikota Solo, Senin siang (23/3).

Tertangkapnya sejumlah orang yang duga kuat menjadi perekrut dan pemberi dana WNI yang bergabung ke kelompok militan ISIS, membuat sekelompok pemuda muslim di Solo bereaksi menggelar aksi menolak ISIS. Para pemuda muslim di Solo ini menegaskan mendukung NKRI dan Pancasila.

“NKRI..Harga mati...Pancasila..Hidup Indonesia...Bhinneka Tunggal Ika....Tolak ISIS..”

Empat bendera merah putih berkibar di antara sekelompok orang yang tergabung dalam Aksi Pemuda Muslim menolak ISIS, di depan Balaikota Solo, Senin siang (23/3). Sekelompok pemuda yang terdiri sekitar 30-an orang tersebut meneriakkan yel-yel mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Berbagai poster mengecam tindakan ISIS yang mengatasnamakan agama Islam. Koordinator aksi, Mubarok Hasan, saat ditemui di sela-sela aksi mengatakan Indonesia dibangun dan dibentuk dari berbagai suku, agama, ras maupun golongan yang berbhinneka tunggal Ika.

Menurut Mubarok, tindakan ISIS membunuh dan melakukan kekerasan atas dasar agama sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
“Kami dari Aliansi Pemuda Islam, Pemuda Muslim, di Solo menolak ISIS menyerukan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan ajaran ISIS, jangan kepincut rayuan ISIS. Jangan sekali-kali punya pikiran untuk bergabung dengan ISIS," kata Mubarok Hasan.

"Di aksi ini kita sajikan teatrikal pembunuhan yang dilakukan militan ISIS. Inilah salah bentuk kebiadaban militan ISIS. Kemudian kami dalam aksi ini juga membagikan mawar hitam kepada masyarakat. Mawar biasanya berwarna putih kini menjadi mawar hitam. Ini simbol bahwa ajaran Islam yang rahmatan lil alamin menjadi tercoreng karena tindakan dan perilaku kelompok yang mengatasnakaman militan Negara Islam atau ISIS yang beraliran sangat keras atau ekstrim,” imbuhnya.

Dalam aksi tersebut, ikut ditampilkan aksi teatrikal dua orang lengkap dengan penutup kepala dan wajah bersenjata api dan senjata tajam menempelkannya ke leher dan kepala dua orang yang berperan sebagai tawanan ISIS.

Fenomena ISIS juga menjadi sorotan utama pemerintah Amerika Serikat. Dubes Amerika Serikat, Robert O. Blake Jr., saat memberikan pengarahan di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, pekan lalu, sempat menyinggung dan menegaskan pemerintah Amerika Serikat tidak akan bernegosiasi dengan kelompok teroris, termasuk pada militan ISIS.

Menurut Robert, penyebaran ISIS bisa dicegah dengan kerjasama internasional atau antar negara.

“Ancaman teroris yang paling nyata dan sedang kita tangani yaitu militan ISIS. Kami yakin bisa melawannya dengan kombinasi sejumlah cara, antara lain melalui militer, tetapi kami juga berupaya menghentikan aliran keuangan kelompok ini. Kemudian kami juga meng-counter atau melawan ideologi mereka. Dan kami yakin Indonesia memiliki peran penting menangani ideologi ISIS ini," kata Dubes Amerika Serikat, Robert O. Blake Jr.

"Indonesia mayoritas warganya beragama Islam ini, sangat membantu untuk menangani kelompok ISIS. Membantu masyarakat di Indonesia memahami seperti apa perilaku dan tindakan yang dilakukan ISIS nyatanya sangat bertentangan dengan ajaran Islam,” lanjutnya.

Sebagaimana diketahui 16 WNI ditangkap di Turki ketika akan menyeberang ke Suriah. Belasan WNI tersebut diduga kuat akan bergabung dengan kelompok ISIS. Sedangkan 16 WNI lainnya yang hilang di Turki belum diketahui keberadaaannya.

Kemarin, polisi anti-teror menangkap lima orang di sejumlah kawasan di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang menjadi perekrut dan pemberi dana bagi WNI yang akan bergabung dengan kelompok ISIS ke Suriah.